Mohon tunggu...
Widi Handoko
Widi Handoko Mohon Tunggu... Konsultan - Statistisi Ahli Muda

Data untuk kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Bencana Palu

1 November 2018   08:14 Diperbarui: 1 November 2018   08:16 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditengah carut marut soal bantuan, terselip cerita lucu, dimana bantuan pakaian yang disalurkan kebanyakan pakaian wanita, sehingga membuat para bapak mau tidak mau memakai daster.

Ketiga, pengadaan dan pemeliharaan alat dan fasilitas terkait bencana masih kurang. Buoy, alat pendeteksi tsunami yang harga miliaran rupiah hanya terbatas jumlahnya, untuk kasus di Palu, menurut Kepala BIG di Palu memang tidak ada buoy, yang ada alat pengukur pasang surut yang mengandalkan jaringan listrik. Demikian sebagai negara kepulauan sudah sepatutnya, memiliki buoy di banyak titik, dan pemeliharaannya juga dilakukan rutin. 

Selain itu penunjuk arah saat kondisi darurat lebih diperbanyak dan jelas. Hal ini guna mengantisipasi korban lebih banyak karena kepanikan yang terjadi.

Demikian, saya berharap kedepannya kita lebih siap dalam menghadapi bencana sehingga kedepannya jumlah korban berjatuhan dapat diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun