Mohon tunggu...
widiasyahna
widiasyahna Mohon Tunggu... mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hijrah dan Pluralitas

12 April 2025   09:44 Diperbarui: 12 April 2025   11:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Syamsul Yakin dan WidiaSyahna Haqqia

(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Banyak yang salah paham menganggap Islam bertentangan dengan keberagaman (pluralisme) dan demokrasi. Padahal, Al-Qur'an sendiri mengakui perbedaan itu ada. Sejarah Islam, terutama zaman Nabi Muhammad SAW, justru menunjukkan praktik menghargai perbedaan dan melibatkan banyak orang. Jadi, kita perlu melihat kembali sejarah Islam untuk meluruskan pandangan yang salah ini. Pertanyaan nya adalah apa pentingnya contoh Nabi Muhammad SAW itu untuk kita, lalu Bagaimana Nabi Muhammad SAW mempraktikkan keberagaman dan demokrasi, dan kenapa banyak yang salah paham soal Islam dan pluralisme atau demokrasi?

Cara Nabi Muhammad SAW menghargai perbedaan dan melibatkan banyak orang penting untuk kita terapkan di negara kita sekarang. Kita punya masyarakat yang beragam, jadi kita perlu belajar menghargai perbedaan pendapat dan melibatkan semua orang dalam membuat kebijakan. Cara Nabi dulu bisa menjadi contoh bagaimana kita bisa mengatasi masalah dan membuat negara kita lebih bersatu, adil, dan maju meskipun berbeda-beda.

Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengajarkan persatuan, tapi juga memberi contoh bagaimana menghargai perbedaan pendapat dan melibatkan banyak orang dalam mengambil keputusan. Contohnya, ketika ada usulan dari Salman al-Farisi, seorang mantan budak, Nabi mendengarkannya dan menerimanya karena idenya bagus, bukan karena siapa yang mengusulkannya. Ini menunjukkan bahwa Nabi menghargai pendapat dari siapa saja dan tidak hanya mendengarkan para pemimpin saja.

Karena mereka melihat Islam sebagai sesuatu yang tertutup dan tidak cocok dengan keberagaman atau demokrasi. Mereka mungkin kurang memahami sejarah Islam yang sebenarnya menghargai perbedaan. Padahal, Al-Qur'an sendiri mengakui adanya perbedaan. Kita perlu melihat lagi bagaimana Islam sebenarnya memandang dan mempraktikkan nilai-nilai ini.

Sejarah Islam, terutama kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, membuktikan bahwa Islam itu tidak bertentangan dengan keberagaman dan demokrasi. Justru, nilai-nilai ini sudah ada dalam tradisi Islam. Oleh karena itu, kita perlu belajar dari sejarah ini dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini agar kita bisa menjadi masyarakat yang lebih adil, damai, dan maju dalam keberagaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun