Oleh: Syamsul Yakin dan WidiaSyahna Haqqia
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ibadah haji, sebagai rukun Islam kelima, memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim, bukan hanya sekadar perjalanan fisik ke Baitullah. Antusiasme umat Islam Indonesia dalam menunaikan ibadah ini menunjukkan pentingnya pemahaman akan hakikat haji yang sebenarnya. Lebih dari sekadar ritual, haji mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendasar, yang tercermin dalam persiapan, pelaksanaan, dan dampak pasca-ibadah. Lalu Pertanyaannya Apa makna hakiki haji menurut ajaran Islam, Persiapan lahir batin seperti apa yang ditekankan bagi calon jamaah haji, dan nilai nilai spiritual dan sosial apa saja setelah menunaikan ibadah haji?
Makna hakiki ibadah haji menurut ajaran Islam adalah mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan ibadah pada waktu yang telah ditentukan, sebagaimana yang diwajibkan dalam Al-Quran bagi mereka yang mampu. Lebih dari sekadar ritual fisik, haji merupakan simbol ketaatan, pengorbanan, dan cinta kepada Allah, meneladani kisah Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Esensi haji juga terletak pada penguatan tauhid, keyakinan akan keadilan Ilahi, dan kesadaran akan universalitas kemanusiaan.
Persiapan lahir bagi calon jemaah haji mencakup kemampuan finansial dan fisik yang memadai untuk menempuh perjalanan dan melaksanakan rangkaian ibadah yang melelahkan. Sementara itu, persiapan batin meliputi penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW, meninggalkan hawa nafsu duniawi, dan membiasakan diri berdoa dengan jiwa yang bersih. Keduanya, persiapan lahir dan batin, merupakan bekal esensial untuk menjalankan ibadah haji dengan sebenarnya.
Setelah menunaikan ibadah haji, diharapkan jemaah dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan individual serta menyebarkan kebaikan sosial. Secara empiris, mereka diharapkan menunjukkan dukungan kepada kaum lemah, tertindas, dan mereka yang menderita. Perilaku selama dan setelah haji hendaknya mencerminkan kesadaran akan kehadiran Allah (God-consciousness) dalam merespons berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan.
Memahami makna hakiki ibadah haji melampaui sekadar pemenuhan rukun Islam. Persiapan yang matang secara lahir dan batin, serta internalisasi nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung di dalamnya, menjadi kunci untuk meraih esensi ibadah haji yang sebenarnya. Dengan demikian, ibadah haji diharapkan tidak hanya menjadi pengalaman ritual semata, tetapi juga transformasi diri yang membawa dampak positif bagi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI