Mohon tunggu...
widiasyahna
widiasyahna Mohon Tunggu... mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Dakwah di Era Masyarakat Online

12 April 2025   05:53 Diperbarui: 12 April 2025   05:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Syamsul Yakin dan WidiaSyahna Haqqia

(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dakwah kini merambah di ranah digital seiring masifnya penggunaan internet. Efektivitas dakwah online memerlukan pemahaman dinamika masyarakat digital, termasuk tantangan disrupsi informasi dan era pasca-kebenaran (post-truth), yang menuntut adaptasi strategi penyampaian pesan. Pertanyaannya Bagaimana karakteristik dan strategi dakwah yang efektif di era masyarakat online, lalu apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam berdakwah diera pasca-kebenaran(post-truth), yang terakhir apa saja strategi dakwah yang diterapkan para dai?

Karakteristik dakwah yang efektif di era masyarakat online melibatkan kehadiran aktif dan populer di berbagai platform media sosial yang relevan seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, dan Twitter. Strateginya mencakup membangun banyak pengikut (subscriber/teman) yang menyukai konten yang disampaikan, serta menghindari sikap pasif ("gabut") sebagai anggota komunitas online. Selain itu, keamanan akun media sosial melalui penggunaan kata sandi yang kuat menjadi aspek penting.

Tantangan utama dalam berdakwah di era pasca-kebenaran adalah fenomena di mana kebohongan terasa seperti kebenaran, sebuah perilaku yang sebenarnya telah ada sejak dahulu kala bahkan pada masa Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks ini, pendusta dibenarkan sementara orang yang jujur justru didustakan, dan pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah dianggap sebagai pengkhianat. Era pasca-kebenaran merupakan manifestasi lama dari kecenderungan hati manusia untuk menerima kebohongan sebagai fakta.

Dengan memahami akar permasalahan yang berpusat pada kecenderungan manusia untuk menerima kebohongan, strategi dakwah kemungkinan perlu menekankan pada penyampaian kebenaran dengan cara yang lebih persuasif, didukung oleh data dan fakta yang terverifikasi, serta membangun kepercayaan yang kuat dengan audiens. Selain itu, kemampuan untuk mengidentifikasi dan meluruskan informasi yang keliru menjadi semakin penting.

Keberhasilan dakwah di era digital dan dalam menghadapi tantangan pasca-kebenaran sangat bergantung pada kemampuan para dai untuk memanfaatkan teknologi secara cerdas serta memahami psikologi audiens online. Adaptasi strategi dakwah yang relevan dan responsif akan memastikan pesan kebaikan terus tersebar efektif dan berdampak positif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun