Mohon tunggu...
Widianingsih Agustin
Widianingsih Agustin Mohon Tunggu... -

FKH UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ternyata Micin Aman Dikonsumsi

8 Desember 2017   07:02 Diperbarui: 20 Desember 2017   18:03 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang Indonesia menghindari apa yang di namakan MSG. Mereka percaya bahwa MSG adalah penyedap rasa yang berbahaya dan beracun yang dapat membuat kita bodoh. Disinyalir MSG juga memicu kemandulan, obesitas, diabetes, sampai kanker.

Bila MSG berbahaya mengapa peredarannya masih diizinkan oleh badan makanan dan obat-obatan Indonesia ?. Bila micin bikin bodoh mengapa negara Jepang yang terkenal cerdas memasukkan micin ke masakan mereka sehari-hari ? sebelum muncul isu yang lain, dibawah ini merupakan penjelasan ternyata micin aman dikonsumsi.

Sebenarnya, ada berbagai makanan yang mengandung glutamat secara alami. Bahkan glutamat juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri.

Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh karena perannya dalam membentuk protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu fokus, ingatan, serta konsentrasimu. 

Glutamat juga memudahkanmu dalam mempelajari hal-hal baru. Selain itu, glutamat juga sebenarnya adalah penyedap rasa alami. Bahan makanan yang mengandung glutamat akan menyedapkan rasa bahan makanan lain yang dimasak secara bersamaan. Makanan berglutamat ini misalnya saja tomat, jamur, keju, daging dan kecap. Selain itu, glutamat juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri, misalnya saja di dalam ASI.

Apa perbedaan MSG dengan micin ?

MSG adalah garam sodium dari asam glutamat. Memang sih, kristal putih MSG yang dijual sachetan itu pabrikan, tidak alami seperti glutamat dalam tomat atau jamur. Tapi jangan curiga dulu, tidak semua hal yang buatan pabrik itu buruk. Lagipula, tubuh kita sebenarnya tak bisa membedakan yang mana yang glutamat alami dan yang mana yang MSG. Efeknya terhadap tubuh kita sama, begitu pula proses tubuh dalam mencernanya.

MSG diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka, bukan limbah beracun yang berbahaya. Produksinya sendiri dijalankan melalui fermentasi mikroba. Fermentasi dengan mikroba adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju, dan tape. Jadi tenanglah karena dari segi produksi dan bahan baku, MSG itu tidak berbahaya.

Batas aman MSG adalah maksimal 6 gram per hari. Angka yang tinggi, mengingat konsumsi MSG orang Indonesia rata-rata hanya 0,65 gram per hari.

Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah 6 gram per hari. Sementara, Menkes RI merekomendasikan batas aman MSG sebanyak 5 gram. Rata-rata orang Indonesia hanya mengkonsumsi 0.65 gram MSG setiap harinya. Sangat sedikit dibandingkan batas maksimal 5 atau 6 gram tersebut. Jadi kita sebenarnya nggak perlu khawatir, karena kans kita untuk makan terlalu banyak MSG kecil sekali.

 Lebih lanjut lagi, Zulfikar Hermawan dari Zenius juga pernah mengadakan penelitian kecil-kecilan. Dari penelitian itu, ia menemukan bahwa kandungan MSG dalam semangkuk bakso kaki lima (di Bandung) rata-rata hanya sekitar 0,5 gram. Jumlah yang lagi-lagi tak ada apa-apanya dibandingkan batas maksimum konsumsi MSG yang 5 atau 6 gram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun