Mohon tunggu...
Dionisia Natalia
Dionisia Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ONSHYY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Belajar Terganggu Akibat Pembulian

4 Desember 2022   09:36 Diperbarui: 4 Desember 2022   09:37 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Kisah ini saya ceritakan tentang salah satu tetangga saya yang mengalami masalah dalam proses belajar, saat masih di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kita sebut saja namanya Fatulah (nama samaran), saat ini Fatulah merupakan seorang siswa Sekolah Menegah Atas di salah satu Sekolah negeri di Mataram. Di Mataram Fatulah tinggal dengan keluarga dari mamanya yang kebetulan merantau di sini, dia mulai menetap di Mataram sejak di bangku Sekolah Dasar kelas 5 hingga saat ini. Sejak di Sekolah Dasar Fatulah termasuk anak yang cukup pintar, walaupun dia tidak pernah mendapat peringkat di Kelas, Tetapi dia tidak pernah mendapatkan nilai merah pada hasil ujiannya. Dia juga merupakan anak yang sopan, selalu rapi ke Sekolah dan tidak pernah sekalipun dia telat untuk datang. 

   Singkat cerita setelah dia lulus Sekolah Dasar , dia langsung melanjutkan studinya ke tingkat SMP. Awal dia masuk di Sekolah Menengah Pertama semuanya berjalan dengan baik, dari mulainya kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) sampai kegiatan belajar mengajar di mulai. Di Sekolah mereka biasanya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran selalu diawali dengan doa. Berhubung di Kelas mereka Fatulah satu-satunya yang beragama lain, cara dia berdoa pastinya berbeda dengan anak-anak lain. Hal itu menarik perhatian mereka dan itu malah dijadikan sebagai bahan candaan. Wali kelas mereka awalnya memaklumi itu karena mereka masih kecil, tapi tetap diingatkan bahwa apa pun yang berhubungan dengan agama tidak boleh dijadikan bahan bencandaan, Fatulah sendiri juga merasa kalau itu bukan suatu hal yang serius jadi dia biarkan saja. 

   Tetapi setelah kejadian itu ternyata becandaan atau pun olokan itu terus berlanjut. Fatulah mulai merasa tidak nyaman dengan tingkah laku mereka yang menurutnya sudah sangat berlebihan. Karena hal, itu saat berada di dalam kelas ataupun ketika di luar kelas, dia menjadi anak yang pendiam dan jarang berkomunikasi dengan orang lain, sehingga dia tidak memiliki teman selama bersekolah di sana. Apapun yang dia lakukan selalu dianggap lelucon bagi mereka, itulah yang mengakibatkan rasa percaya dirinya mulai menurun. Karena sudah merasa sangat tidak nyaman, akhirnya Fatula melaporkan hal itu kepada pihak Sekolah, tetapi tidak ada tanggapan apapun dari mereka. 

   Kejadian itu membuat Fatulah menajdi sangat sedih, anak seusia dia yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang nyaman di Sekolah malah sebaliknya. Fatulah yang awalnya merupakan anak yang teladan berubah menjadi anak yang pendiam dan malas ke Sekolah, karena dia merasa tidak nyaman ketika berada di Sekolah. Fatulah juga tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan apa pun di Sekolah, itulah yang membuat Fatulah merasa diasingkan selama disana. Nilai Fatulah pun akhirnya banyak yang turun, karena dia sering bolos Sekolah sehingga banyak pelajaran yang tertinggal. Hal itulah yang membuat Fatulah tidak dapat menjawab soal dengan baik. Orang tua asuh Fatulah yang diamanahkan untuk menjaga Fatulah selama di Mataram pun bingung karena banyak nilai Fatulah yang turun. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Sekolahnya Fatulah dan menanyakan langsung kepada guru di Sekolahnya. Yang membuat mereka kaget adalah karena ternyata Fatulah sudah beberapa kali bolos Sekolah, padahal yang mengantarnya ke Sekolah adalah mama asuhnya sendiri, entah kemana dia pergi setelah mama asuhnya pulang.

   Siang itu saat pulang Sekolah Fatulah yang tidak tahu tentang kedatangan orang tua asuhnya ke Sekolah, seperti biasa menunggu mamanya di depan Sekolah, setelah menunggu beberapa menit dia pun akhirnya dijemput. Saat tiba di rumah setelah dia menggantikan seragamnya, dia kembali dipanggil ke ruang tamu karena ada yang mau ditanyakan. Orang tuanya pun akhirnya bertanya "kenapa selama ini sering sekali bolos sekolah ? . Fatulah yang awalnya tidak ingin menceritakan masalah yang dia alami di Sekolahnya, Karena merasa terpojokan akhirnya Fatulah mulai mencerita semuanya. Dia bercerita sambil menitikan air mata, ketika mengingat kembali kejadian yang harus dia alami setiap hari di Sekolah. Orang tuanya hanya bisa terdiam, melihat Fatulah yang usianya terbilang masih kecil harus merasakan pembulyian yang setiap hari dia alami di Sekolahnya sendiri. Mengetahui hal itu akhirnya orang tua asuh dari Fatulah berniat untuk kembali ke Sekolah dan meminta keadilan dari pihak Sekolah atas apa yang sedang dialami oleh Fatulah. Mengingat Fatulah jauh-jauh datang dan dititipkan kepada mereka oleh orang tuanya, agar dia bisa Sekolah di Matarm tapi malah diperlakukan dengan tidak baik. 

   Setelah kejadian itu akhirnya orang tuanya  memutuskan untuk memindahkan Fatulah ke Sekolah lain, berharap dia dapat diperlakukan dengan lebih baik lagi di sana. Mengingat saat itu dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP yang artinya jika dia masih terus bertahan di Sekolah itu, maka dia harus siap menerima buliyan selama 2 tahun lagi. Tetapi syukurnya di Sekolah yang baru itu Fatulah diterima dengaan sangat baik, dia bisa merasakan lingkungan Sekolah yang aman dan nyaman utuknya. Dia bersekolah disana kurang lebih 2 tahunan hingga dia lulus. Selama disana Fatulah menjadi anak yang lebih ceria, aktif mengikuti organisasi di Sekolah serta menjadi anak yang lebih percaya diri.  

   Sekarang Fatulah sudah menjadi siswi disalah  satu Sekolah Menengah Atas negeri di Mataram. Kejadian itu sangat membekas dihatinya, membuat dia tidak akan pernah melupakan kejadian yang tidak mengenakan yang dia alami di tahun pertama Sekolah Menengah Pertama. Dari kisah Fatulah ini pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu kita sebagai calon pendidik harusnya bisa mengambil keputusan yang bijak, apabila ada anak didik kita yang mengalami kasus yang sama seperti Fatulah. Ini menajdi masalah yang serius karena pembuliyan sendiri merupakan salah satu penyebab terganggunya mental seorang anak, dan hal itu tentunya sangat berdampak pada proses belajar mereka.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun