Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional yang Tidak Lagi Berwibawa

29 Februari 2020   21:43 Diperbarui: 29 Februari 2020   21:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pemerintah sudah tegas untuk tidak melaksanakan  ujian nasional. Tahun 2020 adalah kali terakhir ujian nasional dilaksanakan. Pemerintah akan mengganti sistem ujian nasional menjadi assesmen kompetensi minimal atau yang disebut AKM siswa. AKM cenderung untuk memetakan kompetensi yang dimiliki siswa.  Sedang UN cenderung mengukur seberapa jauh penguasaan standar kompetensi kelulusan berdasarkan materi pembelajaran yang sudah diberikan. 

Tidak berlanjutnya sistem evaluasi model ujian nasional tentu saja bukan tanpa dampak yang menyertai dilapangan. Bahkan mampu merombak seratus delapan puluh derajat kebijakan pembelajaran di sekolah. Merubah orientasi bahkan visi misi sekolah yang selama ini menempatkan capaian hasil ujian nasional sebagai ruh penting dalam mewarnai kebijakan penyusunan program di sekolah. 

Tetapi hadirnya menteri belia yang cerdas dan visioner Nadiem Makarim rupanya mampu membalik seratus delapan puluh derajat  orientasi para pengambil kebijakan di sekolah yang selama ini terdominasi oleh ivent evaluasi bernama Ujian Nasional. Dimasa lalu capaian ujian nasional adalah gengsi sekolah. Bahkan indikator capaian hasil  UN juga menjadi kriteria jenjang karir kepala sekolah,  prasyarat beberapa jenis blog grant dan aneka bantuan lainnya. 

Itulah sebabnya keberhasilan UN menjadi program emas suatu sekolah. Meskipun dampak dari kecenderungan ini berimbas pada pembiayaan pendidikan yang tidak sedikit.  Biaya sekolah menjadi meroket karena beberapa sekolah berpacu mengemas program akselerasi capaian hssil UN dengan berbagai cara.  

Aneka try out,  base camp,  penambahan waktu materi UN,  training motivasi,  bedah SKL,  sampai pada aneka simulasi UN,  digelar secara maksimal memantapkan kesiapan hadapi UN.  

Suasana bertambah riuh manakala pemerintah sendiri ikut meramaikan drngan menyusun daftar peringkat secara nasional atas capaian hasil UN. Termasuk pemeringkatan ini juga menjadi referensi kementerian dalam memberikan berbagai proyek bantuan.  Baik fisik maupun non fisik. 

UN Tidak Berwibawa Lagi

Saat ini Ujian Nasional bak macam ompong.  Hasil uji mata pelajaran UN tidak membawa dampak dan konsekuensi yang signifikan.  Tidak lagi sebagai alat seleksi.  Juga tidak lagi sebagai indikator utama mutu sekolah. 

Analisa Mas Menteri Pendidikan  Nadiem Makarim,  hasil UN bukan cerminan kompetensi peserta didik dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Berkembangnya potensi dan kompetensi yang dimiliki siswa lebih utama dari pada sekadar diukur dari capaian hamil UN. 

Karena itulah UN harus diakhiri. Diganti dengan Assesment Kompetensi Minimal Siswa. Dimana dalam Assesment kompetisi minimal ini lebih banyak pada muatan eksplorasi kompetensi peserta didik yang wajib dikembangkan oleh sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun