Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Pendidikan Seks Diperoleh dari Gadget

26 Februari 2020   14:05 Diperbarui: 26 Februari 2020   14:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih yang tidak ada di dunia internet ? Semua tersedia. Termasuk tentu saja informasi yang bertema seksualitas. Bahkan, informasi yang ada di dunia maya ini, seperti sudah sedemikian lengkap, melebihi lengkapnya informasi yang dimiliki para pakar sekalipun. Itulah sebabnya, berbicara masalah pendidikan seksual, maka sumber informasi tercepat dan barangkali termenarik tentang seksual, juga tersedia dengan luasnya di dunia maya. Seseorang cukup bermodal "gadget" maka ia akan tahu jutaan kontens yang ingin ia dapatkan. Termasuk tentu saja konten yang berisikan informasi tentang seks dan pernik-perniknya.

Persoalannya adalah, sejauh mana informasi yang diperoleh di dunia maya ini tepat ukuran bagi penggunanya. Lalu seberapa dampak positip negatif yang mungkin ditimbulkan sebagai akibat terinformasinya tema-tema seksual di dunia maya. Informasi yang bersifat "merdeka" tanpa sekat ini memang menjadikan buah simalakama. Disatu sisi, dibutuhkan tetapi disisi lain membahayakan. Dalam arti informasi seksual yang memang diperlukan agar individu memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pencerahan dalam bidang seksualitas dan pernak-perniknya, tetapi disisi lain juga dapat menimbulkan ancaman penyimpangan sebagai akibat yang bisa saja muncul karena pondasi yang tidak tepat serta bentuk informasi yang didapat di dunia maya tidak semuanya tersaji dengan proporsional dan dilengkapi dengan batasan-batasan yang memungkinkan seseorang terhindar dari resiko dampak negatip dari konten yang dibuatnya.

Informasi seksualitas di dunia maya, tentu saja tidak sepenuhnya dapat dibendung cukup dengan melarang atau membatasi gerak untuk tidak berselancar di dunia maya. Pelarangan dan pembatasan yang bersifat kaku justru bisa saja berakibat munculnya depresi informasi yang diderita individu. Bila berkepanjangan depresi informasi ini dapat menghambat perkembangan dirinya atau sebaliknya menjadikan liar dalam memburu informasi secara bebas-sebebasnya.

Perlu Pendampingan

Langkah paling baik mungkin adalah dengan pola pendampingan. Dalam arti informasi seksualitas dapat dilakukan bersama-sama dengan pendamping  yang memiliki kompetensi. Bisa guru, bisa ahli, bisa juga orang tua. Artinya, pendamping dapat menyajikan informasi pilihan tentang pendidikan seks yang layak dan tepat menjadi rujukan anak-anak. Meskipun sumber informasi menggunakan media internet, brossing di berbagai konten, maka pendamping dapat memberikan contoh brosing informasi yang aman, edukatif, serta layak dijadikan acuan bagi pemahaman anak tentang seksual.

Selain tentu saja, beberapa tema pendidikan seks yang layak dikonsumsi anak, perlu dimatangkan sebelumnya. Mulai dari ketepatan bentuk informasi, media yang digunakan, serta pilihan materi yang cocok dengan perkembangan psikis maupun fisik anak tersebut. Termasuk dapat pula dijadikan pertimbangan bagaimana nilai-nilai moral budaya, dan religi dapat dijadikan bahan untuk mendampingi anak mendaptkan pendidikan seksualitas yang benar dan tepat.

Partisipasi Pemangku Kepentingan

Berbicara mengenai masalah seksualitas, maka setidaknya ada beberapa yang dapat dijadikan fokus dalam memberikan pendidikan kepada anak atau remaja agar melek pendidikan seks. Pertama dapat dilihat dari sisi bidang kesehatan. Anak harus mendapat informasi yang baik tentang hubungan antara kesehatan dan masalah seksualitas dengan cara yang benar. Dampak resiko kesehatan, serta bagaimana menjaga kesehatan yang berhubungan dengan seksualitas dapat dijadikan tema yang baik untuk diedukasikan kepada anak. Dalam hal ini tentu saja pemangku kepentingan yang berkecimpung dalam bidang kesehatanlah yang paling tepat untuk menjadi "leading sektor"nya. Bisa dari puskesmas, bisa dari dokter, bisa dari unit-unit rumah sakit yang relefan memberikan edukasi seksual kepada masayarakat terutama anak-anak dan remaja.

Sisi yang lain adalah pemangku kepentingan bidang hukum. Dimana diketahui bahwa masalah seksualitas ini juga banyak menimbulkan perilaku-perilaku yang bersinggungan dengan masalah hukum dan pidana. Mulai dari pelecehan seksual, pemerkosaan, sampai pada kejahatan pembunuhan yang dipicu dari masalah seksualitas. Keterkaitan dengan masalah ini maka pemangku kepentingan bidang hukum perlu memberikan edukasi bagaimana persoalan seksualitas ini dapat berhubungan dengan persoalan hukum. 

Termasuk tentu saja pemangku kepentingan yang bergerak dalam bidang moral dan keagamaan. Pencerahan dari aspek religi, budaya dan moralittas tentu menjadi filter yang hebat agar pendidikan seksualitas menjadi lebih lengkap. Sehingga kalaupun anak memegang gadget dan ia memiliki kemampuan seratus persen dan kemerdekaan seratus persen untuk membuka informasi seksualitas, ia tetap terjaga dengan baik.

Pendidikan seks tentu tetap dibutuhkan. Jangan sampai anak bebas tanpa kendali memanfaatkan informasi dari dunia maya yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Keberadaan pembimbing, pemangku kepentingan dan orang tua menjadi penting untuk menuntun anak anak dan remaja menjadi paham informasi tanpa terinfeksi pengaruh negatif di lain sisi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun