Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kasus Novel Baswedan dan Tuduhan Rekayasa

11 November 2019   01:05 Diperbarui: 11 November 2019   07:49 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Raden Gatotkaca begitu susahnya untuk dibunuh dan dibinasakan karena kesaktian yang luar biasa, resi begawan Durna pun lalu menciptakan rekayasa. Begawan yang terkenal kelicikannya ini lalu memanfaatkan tamu sakti yang kebetulan bertandang ke Astina bernama Raden Sosrowindu untuk merubah wajah menjadi  Raden Gatotkaca gadungan. Begawan Durna  pun meminta Gatotkaca gadungan tersebut untuk membunuh saudaranya Raden Abimanyu, sebagai tumbal kesejahteraan negara amarta.  Raden Abimanyu tidak menolak  sedikitpun untuk dibunuh Raden Gatotkaca karena berbakti kepada saudaranya dan demi kesejahteraan negara. Setelah berhasil membunuh Raden Abimanyu, Raden Gatotkaca gadungan pun kembali ke negeri astina untuk melapor kepada resi begawan Durna.

Rekayasa begawan Durna  menjadi sangat berhasil manakala, terbunuhnya Raden Abimanyu diketahui oleh punokawan amarta, Petruk, Gareng dan Bagong yang kemudian melaporkan ke raja Amarta kalau Raden Abimanyu dibunuh oleh Gatotkaca. 

Amarah  Raden Werkudara pun tidak terbendung mendengar Gatotkaca tega membunuh saudaranya Raden Abimanyu. Werkudara pun segera mencari putranya Raden Gatotkaca untuk dibalas dibunuh dengan senjata kuku pancanakanya. Singkat certia, Gatotkaca aslipun akhirnya terbunuh oleh Werkudara ayahandanya sendiri.

Itulah cerita soal rekayasa.  Tentu kisah rekayasa begawan Durna  ini hanyalah  kisah seni. Cerita pewayangan yang tidak asing bagi para penggemar kesenian wayang kulit. 

Tetapi kisah itu menjadi sedikit menggelitik karena, tiba-tiba munculah berita yang mengejutkan tentang dilaporkannya Novel Baswedan karena tragedi penyiraman air keras yang menimpanya itu hanyalah "rekayasa". Sebuah bola panas yang tiba-tiba muncul dan tentu menjadi perbincangan yang luar biasa karena tragedi yang menimpa penyidik KPK hebat ini justru sedang menjadi tema perbincangan karena kasus yang menimpanya belum juga terungkap.

Artikel ini tentu tidak memposisikan diri untuk menjustifikasi mana yang benar, tentang tuduhan rekayasa yang dialamatkan pada Novel Baswedan. Akan tetapi hanyalah ingin menyajikan sebuah sudut pandang bahwa perihal "reka mereka sebuah peristiwa"  bukanlah sebuah cerita baru. Seperti juga sudah tergelar dalam perwatakan tokoh wayang kulit begawan Durna. 

Bahwa ketika suatu kepentingan politik bermain, maka bukan tidak mungkin rekayasa politik juga bakalan hadir menyertainya. Ketika politik kepentingan sedang dalam pergulatan rekayasa bukanlah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu beberapa rumor yang kemudian hadir betapapun pembuktian belumlah secara jelas dapat dihadirkan dengan terang benderang, sering rumor adanya rekayasa kadang menjadi penghias ramainya isu sebuah peristiwa. Sebutlah contoh, isu rekayasa yang muncul saat peristiwa Pak Wiranto ditikam oleh seseorang baru-baru ini. Kasus terorisme yang kemudian disebut sebagai rekayasa pengalihan sebuah peristiwa besar lainnya.

Merujuk pada arti kata rekayasa, maka tujuan dari rekayasa tentulah bermakna menciptakan sebuah pesan baru yang dimanagemen sedemikian rupa agar diyakini sebagai sebuah peristiwa kongkrit dan menimbulkan efek besar lainnya sebagai target rekayasa. 

Semakin besar efek  dan semakin blunder sebuah perisitwa yang direkayasa  sebagai akibat dari managemen skenario peristiwa, maka semakin rekayasa itu susah dikuak biang keladi kedok aslinya. 

Artinya sebagai sebuah fenomena perilaku, termasuk dalam politik kepentingan, rekayasa itu memang bisa saja terjadi dan bisa saja benar-benar ada.

Akan tetapi isu rekayasa, bisa juga berperan sebagai pelaku rekayasa isu itu sendiri. Artinya melepas isu tentang adanya rekayasa, bisa saja sengaja dihadirkan untuk menciptakan suasana bias dan remang-remang terhadap suatu peristiwa. Atau dengan kata lain menciptakan konflik baru agar fokus terhadap peristiwa yang sesungguhnya menjadi pecah dan penuh keraguan atau sengaja diciptakan untuk membentuk opini baru dalam menanggapi sebuah peristiwa atau kasus atau kejadian.

Kembali ke masalah awal yakni adanya tuduhan rekayasa dalam kasus Novel Baswedan, dimana dengan lantang aktivis PDI Perjuangan Dewi Tanjung  menyatakan bahwa Novel Baswedanlah yang merekasaya kasusnya, tentunya ini menjadi sebuah pernyataan yang tidak bisa berhenti pada sebuah pernyataan begitu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun