Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jusuf Kalla dan Dongeng "Tirto Panguripan" Batara Guru

14 Oktober 2019   22:40 Diperbarui: 15 Oktober 2019   08:31 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menunjukkan buku berjudul “Pak Kalla Dan Presidennya” saat peluncuran buku tersebut di pameran buku Kompas Gramedia di Jakarta, Rabu (23/2). Buku karangan wartawan Kompas Wisnu Nugroho itu membahas peran dan kiprah Jusuf Kalla ketika menjabat menjadi Wakli Presiden 2004-2009. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo

Ia seolah muncul tiba-tiba sebagai sosok yang akan bersaing dalam kancah kontestasi perebutan jabatan presiden dan wakil presiden. Bahkan kadang terasa gamang. Apakah seorang figur yang lemah lembut dan tidak begitu agresif ingin merebut kursi singgasana ini dapat memenangkan pertarungan.

Dalam proses politicking itu sendiri, kemunculan Jusuf Kalla, kadang ditengarai sebagai solusi kebuntuan mana kala pilihan-pilihan siapa yang cocok dan layak dicalonkan sebagai wakil presiden berada pada suasana "tensi tinggi", dan memiliki potensi pecah kongsi. Atau bila tidak mencalonkan Jusuf Kalla akan memunculkan rusaknya bangunan koalisi baik pada tingkat elitenya ataupun terlebih pada tingkat akar rumputnya. 

Dalam konteks seperti inilah kadang hadirnya Jusuf Kalla adalah solusi bersama untuk menyelamatkan pertarungan politiknya. Atau kadang hadirnya dapat dipergunakan sebagai "sosok pengadil" ketika memunculkan pilihan lain ternyata banyak mudaratnya dan banyak memunculkan pro dan kontra.

Itulah sebabnya selama dua kali menjadi wakil presiden, Jusuf Kalla tidak pernah berubah sebagai sosok yang tenang dan penuh wibawa. Tidak kelihatan berapi-api, tidak kelihatan terlalu ambisi, tetapi kuat dan kokoh dalam menjawab berbagai persoalan di negeri ini. 

Apa yang ditulis oleh saudara Yupiter Gulo, Kompasianer, yang menyoroti peran Jusuf Kalla sebagai tokoh pendamai adalah sangat selaras dengan realitanya, sebagai figur pembawa ketenteraman dan kedamaian.

Persis seperti dikisahkan dalam cerita wayang sebagai tirto panguripan yang mengandung makna sebagai air kehidupan. Menghidupi dan membawa kedamaian. 

Oleh karena itu layak dan pantaslah figur yang aktif dalam dunia Palang Merah Indonesia ini juga kita hadirkan sebagai sosok yang perlu untuk dijadikan panutan bangsa. Panutan kedamaian. Panutan pekerja yang tidak terlalu ambisius tetapi kehadirannya membawa kesejahteraan dan perbaikan bagi kehidupan manusia terutama bagi bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun