Guru dan Revolusi Pembelajaran Digital

Pembelajaran di era digital telah menuntut praktisi pendidikan untuk terus beradaptasi dan terus meluaskan sikap inovatip kreatipnya bila tidak ingin pepembelajaran yang  dijalankan akan terlindas jaman dan ditinggalkan masyarakat pengguna. Hadirnya berbagai macam model inovasi pembelajaran berbasis teknologi informasi, telah membukakan mata bahwa pembelajaran konvensional yang kaku dan monoton tidak akan lagi punya posisi karena tertolak dan terlindas perubahan.

Salah satu problem besar kualitas pendidikan Indonesia saat ini adalah ketertinggalan kualitas hasil pembelajaran yang disebabkan managemen metoda pembelajaran yang tidak akseleratif terhadap peningkatan kualitas hasil pendidikan itu sendiri. 

Indeks prestasi hasil belajar masih rendah dibanding dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan salah satunya adalah metoda pembelajaran yang masih rendah kontributifnya terhadap peningkatan kompetensi dan keterampilan peserta didik. Terutama keterampilan yang berbasis pada keterampilan  High Order Thinking Skills, keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pola pembelajaran konvensional yang masih berkubang pada budaya klasikal, pembelajaran satu arah, informatip, ceramah, dan apalagi dilingkupi dengan metoda pendekatan yang monoton, usang dan rendah pemanfaatan teknologi informasi, terus menciptakan suasana pembelajaran yang kurang memunculkan dampak signifikan terhadap perubahan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang saat ini menjadi mutlak dimiliki peserta didik untuk mampu berkompetisi dengan masa depannya.

Pembelajaran by internet dengan beragam aplikasi yang sebenarnya sudah  cukup tersedia di depan mata, pendidik sudah semestinya mulai berkolaborasi memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mempercepat peningkatan kualtias hasil pendidikan. 

Revolusi pembelajaran berbasis teknologi sudah menjadi sebuah keharusan karena bila tidak maka pembelajaran yang dilaksanakan tidak akan efektif dan berimpak besar dalam konteks percepatan peningkatan kualitas pendidikan.

Praktisi pendidikan sudah seharusnya bersinergi dengan kemajuan teknologi informasi sebagai akselerator pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran konvensional berbasis kertas, harus mulai ditinggal dan berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan teknologi sebagai basis pokok sarana membangkitkan kemampuan analisis berketerampilan tingkat tinggi, dan berkembangkan kemampuan problem solving yang semua itu menjadi pondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Pembelajaran di era revolusi digital, sudah harus menjadi tuntutan mutlak praktisi pendidikan untuk menghadirkan pembelajaran berbasis audio video yang sebenarnya sudah sangat permisif di sebagian masyarakat kita. 

Pembelajaran era digital tidak terbatas waktu, ruang dan jarak. Pendidik bisa berinteraksi kapan saja dimana saja dengan siapa saja. Maka sesungguhnya pendidikan yang masih berorientasi pembelajaran di kelas dengan  model tempat duduk peserta didik seperti bis kota, maka kejenuhan, rasa frustrasi, dan kebosanan akan menjadi hiasan sehari hari yang dirasakan oleh peserta didik. Bagaimana mau bermutu kalau model pembelajaran masih seperti ini. 

Salah satu tindakan kolaboratif guru terhadap teknologi informasi yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran dengan memanfaatkan jejaring internet. Guru dapat menyusun materi pembelajaran dengan berkreasi dengan super megahnya kemajuan teknologi dibidang jejaring internett ini. 

Pola pembelajaran kelas sentris yang membosankan dan menjenuhkan dapat dirubah dengan pola pembelajaran jejaring, siswa berinteraksi secara kreatif dengan menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dibidang internet dan komputer.