Mohon tunggu...
Ariwidi Yastuti
Ariwidi Yastuti Mohon Tunggu... Penulis - Writer

suka menulis novel, penggores kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antalogi Puisi

21 Juni 2020   01:23 Diperbarui: 21 Juni 2020   01:28 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku Sadar

Aku sadar kataku tak bermakna
Aku pun tau semua bukan pilihanmu
Aku harus bagaimana?

Biar sajakah ku begini?
merapuh sendu, seperti tak bermakna
Bagi hatimu yang berarti wahai, Tuan.

Di sini akan ku beri kalian sebongkah goresan hatiku yang sebenarnya bisa juga kau merasakannya.

Aku akan mengirimkan aliran kepedihan, teriakanku yang tak punya suara.
Kujanji akan kabarkan kelak padamu.

Kataku 

Aku akan mencoret keresahan yang melambungkan rasaku. Pergi menemuimu lalu bercerita akan kisah kita, dalam balutan kesengsaraan dan kerapuhan hati.

Rindu tak pernah terobati, membidik asa sia-sia.
Ku tangguhkan kelana ini, menerpa dan mencaci segala tipu daya.

Aku simpan, bekal keemasan untukmu.
Yang tak pernah kutau kapan akan kau genggam.
Menangislah dalam pelukan alam.
Meranalah dalam kebahagiaan semu.

Aku kan kemas untukmu

Jakarta 7 Mei 2020

Wdya W.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun