Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Litani yang Tak Disengaja

31 Juli 2017   21:53 Diperbarui: 2 Agustus 2017   10:57 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lady In Bed. Artwork of Jozsef Rippl-Ronai (1891). Oil on canvas. | the-athenaeum.org

Di permulaan malam
Ia batuk. Suaranya mengagetkan tokek yang sedang khusyuk membuat sarang 

Ia membaca suhu
Dari bulir air raksa yang sejatinya emoh menghirup kecut ketiak 

"Aku demam." 

Ia mengasihani diri sendiri
Merengkuh gelas berisi air berbuih
Menelan sebutir petang, sesendok kelam 

--------

Di pertengahan malam
Ia menggigil sendirian
Gemeletuk gigilnya serupa ketukan peronda malam
Pada tiang-tiang listrik di gang permukiman 

--------

Di pengujung malam
Seorang pencuri lupa jalan pulang
Pada sebilah kusen ia bertumpu
Menghitung dosa dan doa
Tersedu meminta suaka

"Aku sekarat," ujar seseorang di balik jendela
Jemarinya gemetar mengangkat gelas
Mengantar air berbuih pada bibir tipisnya

Melihatnya, pencuri jatuh iba
Nekat mendobrak jendela
Tokek kaget lagi, lalu jatuh gedebuk sekeluarga
"Mbok ya kulonuwun." Tokek menghardik.
Tapi yang terdengar hanya bunyi tekkekkkdalam birama dua pertiga

Pencuri duduk di samping yang sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun