Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Duka Teman Lama

5 Juli 2017   21:12 Diperbarui: 29 Juli 2017   23:11 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Miranda Lorikeet

Aku lupa bertemu Duka.
Kemarin aku sudah berjumpa liang tempat Duka biasa mematut dirinya di kaca.
Tapi kuketuk, tetangganya yang menyahut, "Duka sedang mudik! Pergi mencari sesosok gadis bertahi lalat di pundak. Matanya dua, hidungnya satu."

Aku mengerjapkan mata.

"Namanya Watu."

Itu kan aku.
Aku mutung, balik badan lalu pulang.

Sekali waktu dulu Duka suka berkunjung ke rumah.
Makannya banyak.
Kubelanjakan ia emosi banyak sekali.
Ia doyan ngemil perasaan, minumnya es teh leci.

Setelah Duka pulang, ibuku memunguti ceceran sepi.
"Mau-maunya dibikin tekor!" omelnya sesekali, sambil bungkuk lalu berdiri. Terus begitu ia ulangi.

Karena ibu hanya melihat benefit dari sebuah situasi, maka kujawab saja, "Aku jadi rajin berdoa dan menulis puisi."

"Kalau begitu, besok Duka akan ibu adopsi."

-------

Hari ini selarik Whatsapp datang.

Rupanya Duka baru turun bis, jenuh melipat kaki.
Katanya ia baru eling nomor teleponku yang bisa dihubungi.
"Persahabatan kita batal. Kalau mau, mari berkenalan ulang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun