Trus, gimana begitu sampai India?
Kami masuk ke India lewat Bandara Hyderabad. Menurut Google, money changer di bandara Hyderabad rate-nya mahal biyanget. Yang rate-nya bagus, letaknya di tengah kota (namanya UAE Xchange) dan memiliki beberapa cabang di Hyderabad.
Tapi ya mosok iya kami mesti nunggu jam buka money changer di kota, padahal saat itu kami landing jam 2 pagi. Udah gitu biaya naik bus airport menuju tengah kota aja tarifnya 265 rupee/orang. Berarti, saya dan Nisa nggak mungkin menggantungkan diri dengan uang pegangan Nisa yang jumlahnya cuma 500 rupee. Mana laper bener ini perut, butuh duit buat ngganyem.
Akhirnya, saya memandang deretan ATM di bandara. HMMMMM... Segera saya googling cara tarik tunai di ATM India berbekal kartu debit Indonesia. Mehehe.... Dan bisa!
Akhirnya, cara inilah yang kami pakai selama traveling di India. Dan uhyeah, harganya jauh lebih murah! (daripada harus modal ngongkos ke money changer, terus ada risiko ditipu sama money changer abal, dan belum tentu rate-nya bagus).
- Pertama-tama, pastikan kamu punya kartu debit dari bank-bank di Indonesia. Myehehe. Saya kemarin nyobain tarik tunai dari kartu debit Jenius (Visa) dan BCA (masih kartu versi lama, belum yang bertanda Mastercard. Gimana kalau punyanya yang baru? Saya yakin sih pasti bisa juga).
- Kenali dulu bank-bank di India. Katanya, bank milik pemerintah mengenakan charge lebih rendah dari bank swastanya. Gatau sih bener apa gak, karena akhirnya saya beneran cuma nyobain bank pemerintah. Tapi baik bank pemerintah maupun swasta, sama-sama terpercaya kok.
- Selama di Hyderabad, saya pakai ATM Andhra Bank. Ini semacam bank daerah kayak Bank Jatim, Bank DKI, dll. Andhra Bank memang cuma ada di beberapa state.
- Setelah itu, pas pindah ke Jaipur dan Delhi, saya pakai ATM SBI alias State Bank of India. Alasannya, selain karena bank ini jawara di India, saya sempat tahu profil SBI yang juga berkantor di Indonesia (meski dengan nama yang sedikit berbeda). Kamu punya pilihan bank lain? Gapapa kok, boleh, pilih aja qaqa.
- Sama seperti prinsip tarik tunai di Indonesia, pilih ATM di lokasi yang tampak aman, nyaman, mapan, bertanggung jawab, saling sayang, saling dukung, setia, dan mau terima kamu apa adanya.
- Tentukan jumlah penarikan. Semakin besar jumlah penarikan, maka semakin murah pula harga per rupee. Kok bisa? Bisaaa dong, karena biaya tarik tunainya flat! Di bulan Februari 2019, tarif tarik tunainya adalah Rp 25.000 sekali narik.
Nah, biaya tersebut bisa kamu bagi rata dengan jumlah penarikan. Misal, saya tarik tunai 10.000 rupee dengan rate Rp 197/rupee dan biaya tarik tunai Rp 25.000. Jika biaya tersebut dijumlah kemudian dibagi 10.000 rupee, maka 1 rupee hanya dikenai harga beli Rp 199,5.
Cara ngitungnya --> (Rp 197 x INR 10.000 + Rp25.000) : 10.000 = Rp 199,5
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!