Mohon tunggu...
WIDA DWI MEDIANI
WIDA DWI MEDIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate International Relations Student

happy reading !

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

AUKUS, Bentuk Ancaman bagi Indo-Pasifik?

20 Oktober 2021   11:16 Diperbarui: 28 Oktober 2021   02:17 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amerika Serikat, Inggris, dan juga Australia telah membentuk Pakta keamanan baru bernama AUKUS. AUKUS sendiri merupakan akronim dari Australia, United Kingdom dan United State . Hal tersebut disampaikan pada 15 September 2021 lalu di White House oleh Presiden Joe Biden yang didampingi secara virtual oleh Perdana Menteri Australia yakni Scott Morrison, dan juga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson . 

Inisiatif utama dari aliansi AUKUS adalah membantu Australia dalam membentuk armada kapal selam yang bertenaga nuklir. Proyek pembangungan delapan kapal selam bertenaga nuklir tersebut akan dibangun di Adelaide dengan perkiraan waktu 18 bulan . Kapal selam ini memiliki keunggulan yang sangat signifikan karena mempunyai daya tahan yang lebih tinggi , jangkauannya yang jauh lebih cepat dan sulit untuk terdeteksi . Ini artinya Australia merupakan negara ketujuh yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir setelah Inggris, AS, China, India, Rusia, dan Prancis. 

Di sisi lain, AUKUS juga dibentuk dengan tujuan untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik, hal tersebut sebagaimana yang telah disampaikan oleh Perdana Menteri Johnson. Pembentukan AUKUS ini menuai reaksi keras dari beberapa negara, terutama Prancis dan China. 

Prancis tentu sangat geram akan hal itu, ketika Australia bergabung dengan AUKUS artinya kontrak pembangunan delapan belas kapal selam yang dimulai sejak tahun 2016 dibatalkan. Hal ini dinilai merugikan Prancis karena kontrak senilai €56 miliar (£48 miliar) tersebut dibatalkan secara sepihak. 

Dalam hal ini, China tentunya yang paling mengecam AUKUS selain dari Prancis. Seperti yang kita ketahui bahwa China merupakan rival dari negara superpower , Amerika Serikat. Dengan hadirnya AUKUS , maka akan menambah tantangan tersendiri bagi China dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik. 

Lantas, apakah AUKUS ini merupakan bentuk ancaman bagi Indo-Pasifik? 

Kawasan Indo-Pasifik yang menjadi pusat dalam kegiatan geopolitik maritim, keamanan, dan jalur perdagangan internasional tersebut menjadi ajang kontestasi dari negara-negara yang besar seperti AS dan China untuk memperluas pengaruhnya di titik kawasan Indo-Pasifik. Rivalitas diantara kedua negara tersebut semakin sengit terlebih lagi dalam sengketa Laut China Selatan.

Berangkat dari masalah keamanan regional tersebut, AUKUS ini dibentuk untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan . Namun, alih-alih menjaga stabilitas dan keamanan, pakta keamanan ini justru dapat beresiko membentuk ancaman bagi negara-negara di kawasan Indo-Pasifik mengingat adanya keberadaan kapal selam bertenaga nuklir tersebut.

 Disini, penulis akan mencoba menjelaskan konsep security dilemma dan balance of power , serta prediksi dampak dari Pakta AUKUS terhadap kawasan Indo-Pasifik.

Hadirnya AUKUS beresiko menimbulkan security dilemma diantara berbagai negara, seperti negara-negara anggota ASEAN yang wilayahnya berdekatan dengan Australia . Maka, adalah wajar jika ASEAN merasa khawatir dengan adanya Pakta AUKUS. Konsep security dilemma mengacu pada upaya-upaya yang diambil oleh sebuah negara untuk menjaga keamanan negaranya baik secara domestik maupun dari ancaman dunia internasional.

Dalam hal ini, Australia yang dibantu oleh AS dan Inggris untuk mendapat kapal selam bertenaga nuklir akan menyebabkan dilema keamanan antar negara-negara terkait . Negara-negara non-nuklir yang berada di kawasan Indo-Pasifik akan merasa khawatir akan hal ini karena menganggapnya sebagai bahaya yang mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun