Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Asesmen

8 Januari 2023   06:59 Diperbarui: 8 Januari 2023   07:07 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu pagi. Murid-murid SMP berseragam pramuka memasuki ruang kelas. Tak seperti biasanya, murid-murid itu tidak ada yang mengobrol. Semuanya asyik belajar begitu sampai di tempat duduknya. Suasana tampak tegang. Rupa-rupanya, hari itu Pak Guru Jono akan mengadakan asesmen. Semua anak ingin mendapatkan nilai terbaik.

Setelah menonton video pelatihan mandiri platform merdeka belajar dengan judul “Memahami Asesmen,” Pak Jono menyadari bahwa suasana seperti itu tidak boleh terjadi. Suasana seperti itu kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan murid-murid.

Ibu/bapak guru, sebagai upaya menyebarluaskan tentang asesmen paradigma baru berikut saya sampaikan hasil belajar dari video tersebut sesuai dengan pemahaman saya. Semoga dengan begitu ibu/bapak guru yang sempat membaca artikel ini lebih memahami tentang asesmen dan bisa menerapkannya di tempat tugas.   

Video diawali dengan kalimat pujian kepada para guru sebagai berikut: Ibu dan bapak guru hebat, selamat datang di modul memahami asesmen. Pada materi ini kita akan mempelajari asesmen sebagai salah satu bukti atau infomasi untuk memahami proses pembelajaran yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan.

Dalam materi ini kita akan bersama-sama memahami makna asesmen dalam fungsinya yang lebih berpihak kepada murid dan membantu murid mendapatkan pembelajaran yang bermakna bukan sekedar laporan yang berisi angka dan hasil belajar saja.

Kemudian dilanjutkan dengan, nah sebelum masuk ke materi mari kita segarkan ingatan kita sejenak. Di kelas, ketika ibu/bapak guru berkata, “Anak-anak, minggu depan kita akan ulangan ya.” Apa tanggapan murid kepada ibu/bapak guru? Apakah horeee. Atau yaaah. Atau mungkin ibu/bapak pernah juga mendapati orang tua murid yang ikut cemas ketika anak-anaknya akan menghadapi asesmen?

Kecemasan tersebut tentu beralasan, umumnya asesmen dipahami sebagai tahap penilaian atau bahkan penghakiman untuk menentukan apakah anak-anak berhasil menguasai materi yang telah diajarkan. Kadang asesmen juga digunakan untuk mencari murid dengan ranking tertinggi atau lima besar misalnya. Menurut ibu/bapak guru asesmen itu dilakukan untuk tujuan apa? Apakah untuk keperluan mengisi rapor atau untuk menentukan siapa murid yang pintar atau tidak? Siapa yang melampuai KKM dan yang tidak?

Mari kita telusuri sejenak. Biasanya asesmen dilakukan pada akhir penyampaian materi berupa soal-soal yang sama untuk dikerjakan oleh semua murid dan hasilnya berupa nilai atau angka yang mewakili kemampuan masing-masing murid. Cara pandang asesmen sekedar alat untuk menghasilkan nilai cenderung menghasilkan informasi yang terbatas. Dan bahkan ini bisa kontra produktif dengan semangat pembelajaran.

Apa akibatnya? Murid yang mengalami kendala dalam menguasai materi akan mendapatkan nilai kurang. Pada saat yang sama murid yang cenderung mahir akan mendapatkan nilai baik tetapi nilai tersebut hanya sebatas mengukur level pengetahuan saja tanpa memberi mereka peluang untuk meningkatkan pencapaian sesuai dengan kemampuan mereka.

Tenang ibu/bapak guru. Secara bertahap melalui pembelajaran dengan paradigma baru, cara pandang terhadap asesmen pun bergeser. Asesmen tidak lagi sekedar menjadi alat pelaporan dan penilaian kemampuan murid tetapi dipandang sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar.

Dengan demikian salah satu tujuan utama asesmen adalah memantau atau memonitor kualitas pembelajaran. Asesmen bisa dimanfaatkan sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran. Apa sih bedanya? Karena memiliki fungsi memantau atau memonitor, asesmen bertujuan untuk memahami posisi murid dalam rentang pembelajaran tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun