Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembiasaan Jumat Bersih, Tangga Karakter dan Profil Pelajar Pancasila

7 Januari 2023   10:49 Diperbarui: 7 Januari 2023   11:05 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid-murid giat bekerja bakti (Foto: Dokumentasi sekolah)

Jumat pagi. Matahari memancarkan sinarnya. Murid-murid pun bahagia. Para guru demikian juga. Tak ada satu pun murid yang terlambat tiba di sekolah. Mereka tidak tertahan oleh hujan. Mereka tidak terhambat jalan yang tergenang. Mereka tidak terhalang oleh kabut yang menghadang di sepanjang perjalanan. Mereka tidak terlambat karena angkot dan ojol tidak terkena macet di jalan.

Pagi ini, para wali kelas sudah siap menuju ruang kelas masing-masing untuk Pembiasaan Jumat Bersih. Pembiasaan dilakukan untuk membangun Profil Pelajar Pancasila, gotong royong. Dengan menanamkan profil gotong royong diharapkan para pelajar ini nantinya siap berkolaborasi dan bersinergi. Pelajar yang nantinya akan membangun bangsa. Bangsa yang beradab, bangsa yang unggul dan kuat. Bangsa yang berkarakter.

Terdengar suara lantang Bu Suziana dari ruang guru. “Pembiasaan hari ini adalah Jumat Bersih. Silakan separuh anak dari tiap kelas turun ke lantai bawah untuk kerja bakti. Sementara itu separuh anak lainnya membersihkan ruang kelas bersama para wali kelas.”

”Kok tidak semua murid ke bawah, Pak?” Tanya Bima dan Ganen.

”Hayo siapa bisa menjawab pertanyaan Bima dan Ganen?”

”Biar nggak kebanyakan orang Pak.” Jawab Ros.

”Betul pendapat Ros, anak-anak?”

”Iya Pak, betul.”

”Apakah Bima dan Ganen mengerti maksud jawaban Ros?”

”Iya Pak, mengerti.”

Jumlah murid di SMPN 164 saat ini adalah 896 anak sehingga tidak efektif jika semua anak ikut kerja bakti. Para guru juga akan kesulitan memantau pergerakan setiap anak. Biasanya yang terjadi bukannya kerja bakti, tetapi bercanda. Ada yang lari-larian, ledek-ledekan, ciprat-cipratan air, lempar-lemparan rumput dan sebagainya, sehingga tujuan menbersihkan kelas, membersihkan lingkungan sekolah tidak tercapai. Makanya diambil kebijakan hanya separuh anak tiap kelas yang turun ke lantai bawah untuk kerja bakti, bergotong royong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun