Mohon tunggu...
Wicak Prawiro
Wicak Prawiro Mohon Tunggu... Freelancer - Memulai mencoba untuk menulis

Sedang melakukan studi di Universitas Telkom dengan program studi Ilmu Komunikasi. Memiliki ketertarikan atas budaya pop, musik, video game dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ulasan Film "Joker"

11 Oktober 2019   18:29 Diperbarui: 11 Oktober 2019   18:31 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Meskipun dengan memiliki kesan overhype beberapa hari sebelum perilisan Joker  berhasil menggambarkan transformasi Arthur Fleck seorang komedian yang kesulitan di kelam dan pesimistiknya Gotham City menjadi Joker tokoh penjahat yang paling ikonik yang ada dalam khasanah budaya pop saat ini. Selain itu treatment  yang diberikan sutradara Todd Phillips sukses menunjukkan masalah-masalah sosial dan kondisi Gotham City.

Gotham City digambarkan sebagai kota yang penuh dengan masalah  dan pesimistik hal ini dapat diawal film Arthur Fleck diperankan oleh Joaquin Phoenix sukses diusik oleh remaja saat bekerja sebagai badut panggilan dan dianggap mengganggu saat sedang bercanda dengan seorang anak-anak di bis. Hal ini juga didukung dengan adegan dimana pendanaan untuk kesehatan untuk Arthur sudah mulai dicabut.

Transformasi Arthur terjadi secara perlahan, mungkin untuk beberapa orang cukup melelahkan atau membosankan namun sayang hal ini payoff  yang diberikan dianggap kurang memuaskan meskipun begitu Joaquin Phoenix selalu berhasil menampilkan karakter Joker dengan baik.

Saat konflik dirasa baru dimulai setelah Arthur menembak tiga orang yang diketahui sebagai orang penting di Gotham CIty. Meskipun menggiring isu kesenjangan sosial antara kelas menengah bawah dengan kelas atas dan isu seorang billionaire ingin mencalonkan diri sebagai walikota. Isu yang dibawa dirasa dangkal untuk memberi support untuk keberadaan tokoh Joker Ini.

Namun, hal ini bukan menjadi masalah karena yang membuatnya menarik adalah Joker hadir atas rasa frustasi yang dia alami sebagai seorang individu yang akhirnya membawa aksi massa yang serius untuk membawa ketidakadilan yang ada disekitarnya.

Filmnya ini memiliki pesonanya sendiri untuk menggambarkan ketidakadilan dan pesimistiknya kehidupan modern dan isu intrapersonal yang dimiliki oleh Arthur Fleck. Ia menggambarkan bagaimana semua orang memiliki masalahnya dan pada akhirnya ia memulai perlawanan atas hal yang ia rasa tidak baik (tidak dalam konteks baik tentunya) 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun