Mohon tunggu...
Wicahyanti Pratiti
Wicahyanti Pratiti Mohon Tunggu... Bankir - Moody Writer who wants to write better

A banker. A wife. Mother of one. Everlasting Life Learner. A fighter for a better me and family, for here and hereafter.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Egois, Pasarku!

8 Desember 2014   19:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tak ingat kapan terakhir kali aku mengunjungi pasar di daerahku. Pasar Ketapang namanya, sesuai dengan nama daerahnya yaitu Desa Ketapang. Terletak di pinggiran kota Probolinggo, berlokasi strategis di pinggir jalan provinsi dari arah Surabaya ke Gunung Bromo melalui jalur Probolinggo. Berada pada posisi strategis, ternyata tidak menjadikan Pasar Ketapang ini ramai dikunjungi pembeli. Pembeli yang datang adalah warga sekitar daerah Ketapang saja. Sebenarnya kondisi pasar yang seperti ini juga terjadi pada pasar-pasar rakyat lainnya. Namun aku merasa, kok sayang ya kalau pasar yang terletak di jalan utama, apalagi jalan menuju Gunung Bromo yang sangat terkenal di seantero pelosok negeri ini (*tsaah..hehe), hanya diperuntukkan bagi warga sekitarnya saja. Inilah yang aku sebut pacar eh Pasar Egois!

Mengapa aku menyebutnya Pasar Egois? Aku menganalogikan Pasar itu sebagaimana layaknya seorang “Pacar”. Kira-kira kalau kita punya pacar, apa yang kita harapkan dari pacar kita? Apakah mau kalau pacar kita orangnya tidak rapi? Apakah mau kalau pacar kita tidak bersih? Apakah mau kalau pacar kita tidak jujur? Apakah mau kalau pacar kita egois? Tentu tidak kan? Pasti setiap orang berharap pacarnya adalah orang yang rapi, bersih, maskulin, ganteng, cantik, jujur, suka senyum, ramah sama semua orang, suka membantu orang. Betul kan?

Nah, begitupun juga pasar. Pasar kalau bersih dan rapi, pasti kita yang datang ke sana merasa nyaman berbelanja. Betul lagi kan? Hehe. Kalau menurut pengamatanku terhadap pasar rakyat Ketapang di dekat rumahku ini, untuk tingkat kebersihan dan kerapihannya aku bisa kasih nilai 80 lah. Untuk kejujurannya bagus juga, bolehlah nilainya 80. Untuk ketiga kriteria ini aku hendak berterimakasih kepada Bapak Walikota Probolinggo yang telah berupaya sedemikian rupa untuk menjadikan Pasar Ketapang ini pasar yang bersih, rapi serta memiliki pedagang yang jujur. Pembagian los pasar yang jelas sampai peletakan “Pos Ukur Ulang” yang berfungsi untuk menimbang kembali barang belanjaan mengajarkan kepada setiap penduduk desa Ketapang untuk membiasakan diri untuk bersih, rapi dan jujur.

[caption id="attachment_358444" align="aligncenter" width="410" caption="Pos Ukur Ulang Anti Ketidakjujuran dan Los Pasar Ketapang yang Rapi"][/caption]

Kelebihan-kelebihan yang ada pada Pasar Ketapang tadi, menurutku, akan lebih keren bila diberikan sentuhan artistik, customer-centric, culinary addict, atau hal-hal lain yang attractive (menarik minat bukan hanya masyarakat Ketapang saja namun juga minat wisatawan). Maksudnya bagaimana tuh? Maksudku di sini alangkah lebih kerennya bila sebuah “Pasar Rakyat” memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada sekedar pasar yang hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari warga sekitarnya. Alangkah bermanfaat serta berpotensinya pasar tersebut bagi perkembangan serta kemajuan masyarakat Ketapang bila dapat pula menjadi PASAR DESTINASI WISATA (Tourism Market). Lalu bagaimana itu pasar dengan sentuhan artistik, customer-centric, culinary addict, atau hal-hal lain yang attractive ?

Artistik

Bila kuperhatikan, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap eksistensi dirinya adalah sangat besar. (Aku mewakili masyarakat Indonesia yang suka eksis, hehe). Adalah sebuah kesenangan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia bila mengetahui sebuah tempat dengan spot foto yang bagus. Itulah potensi yang aku lihat dari Pasar Ketapang ini. Bila Pasar Ketapang ini diupayakan sedemikian rupa untuk menjadi “Pasar Destinasi Wisata” pasti akan menarik minat segenap wisatawan, baik domestik maupun International untuk berbondong-bondong datang ke sana dan mengabadikan momen-momen mereka di sana. Dan, apa yang aku sebut sebagai sentuhan artistik dapat aku jelaskan sebagai berikut: pertama mungkin dari sisi papan nama Pasar Ketapang yang menurutku sangat tidak menarik perhatian sama sekali. Mungkin orang-orang yang lewat setiap hari pun tidak tahu bila di sudut jalan itu ada pasar. Lalu dari sisi pewarnaan serta penataan barang dagangan yang terlalu plainatau datar-datar saja. Seperti pasar kebanyakan, warna yang mendominasi Pasar Ketapang adalah warna-warna basic yang kurang menarik. Coba kalo warna yang mendominasi kuning atau bahkan warna-warni? Orang yang belanja jadi betah pastinya. Berikut ini aku mencoba memberikan perbandingan antara Pasar Ketapang dan pasar yang
menurutku memiliki sentuhan artistik:

[caption id="attachment_358445" align="aligncenter" width="396" caption="Pasar Tidak Artistik Vs Pasar Artistik"]

1418017584687205021
1418017584687205021
[/caption]

Source: www.pinterest.com dan www.riandrew.blogspot.com

Customer-centric

Namanya juga pasar. Jadi hukum yang berlaku adalah “Pembeli adalah Raja”. Tapinya nih, yang aku rasakan sebagaimana di pasar rakyat kebanyakan, berbelanja di Pasar Ketapang bagaikan sedang mengajak orang berantem.Hehe. Banyak penjual yang jutek terkesan jual mahal / tidak butuh pembeli. Nah di sini jelas maksudku bahwa cara-cara yang tidak bersahabat dengan pembeli tadi harus dihilangkan. Caranya mungkin dengan menggalakkan program “Senyuman Pedagang” danmemberikan penghargaan “Penjual Teramah Bulan Ini”. Dengan begitu, pengunjung atau pembeli yang datang akan terkesan dan akan kembali berkunjung di lain waktu.

Cullinary Addict

Salah satu tujuan wisata yang sedang “hits” saat ini adalah wisata kuliner, di mana setiap orang cenderung ingin mencicipi makanan-makanan baru yang sedang ramai dibicarakan di sosial media – sosial media biasanya. Untuk makanan yang bisa dijual di Pasar Ketapang sangatlah banyak. Dari rawon, rujak cingur, lontong kupang sampai nasi jagung khas Probolinggo seharusnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin menikmati citarasa masakan khas Probolinggo.

[caption id="attachment_358446" align="aligncenter" width="515" caption="Pasar Kuliner Ketapang di Masa Mendatang"]

14180177991734698979
14180177991734698979
[/caption]

Source : www.pinterest.com

Hal-hal lain yang attractive

Menurutku, aktivitas apapun yang bisa menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Pasar Ketapang ini, sepanjang tidak melanggar aturan bisa dipertimbangkan untuk mengembangkan potensi wisata daerah Probolinggo. Menjual oleh-oleh khas Probolinggo misalnya, bisa juga digunakan sebagai pendorong minat wisatawan untuk mengunjungi Pasar Ketapang.

Begitulah kira-kira masukan untuk Pasar Ketapang, pasar kesayanganku. Agar kelak dapat menjadi Pasar Ketapang yang dicintai oleh warganya dan juga setiap wisatawan yang singgah ke sana. Agar suatu hari nanti, PASAR KETAPANG bisa GO INTERNATIONAL! (read: Dikenal di seluruh Dunia) So please JANGAN EGOIS, PASARKU!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun