Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah (7)

25 Juni 2020   21:12 Diperbarui: 25 Juni 2020   21:19 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Empat orang berada dalam 1 ruangan kamar mandi. Keningku bercucuran keringat dingin waktu menahan berat badan Mamah yang lemah untuk jongkok. Yang bikin sulit adalah aku hanya bisa memegangi bagian tubuh mamah sebelah kanan saja, karena sebelah kirinya ada luka bekas jaitan. Kami kewalahan, dan Mamah menjerit-jerit kesakitan.

Setelah selesai, tinggal perjuangan kami mengangkat membawanya kembali ke kasur. Perjalanan yang hanya beberapa meter saja serasa jauh dan membuat kami kepayahan.

Sejak saat itulah Mamah merintih kesakitan. Mamah minta tiduran, tapi yang ada malah tambah kesakitan dan sesak nafas. Aku pun mengangkatnya untuk duduk dan membiarkannya bersandar di tubuhku. Mulailah Mamah agak tenang. Tapi entah kenapa mamah kembali sekarat sekitar jam 11. Kebetulan saat itu banyak saudara-saudara yang datang. Beberapa diantara mereka meneteskan air mata menyaksikan rintihan dan sekaratnya Mamah.
___
Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun