Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah (4)

23 Juni 2020   10:51 Diperbarui: 23 Juni 2020   10:47 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Iya Sus, terima kasih" jawabku.

Eh sebentar. Apa? Dek? Ohh demi Saturnus Neptunus Pluto yang mengitari Matahari, ternyata mukaku baby face sepertinya, sampai dipanggil adek sama Mbak Perawat yang manis itu. Padahal aku yakin usiaku lebih tua dari si Mbak Perawat. Karena waktu hari pertama di RS ini sempat ku tanyakan kapan mulai kerja jadi perawat. Biasa lah basa-basi busuk laki-laki kalau liat cewe bening dikit. Katanya, setelah lulus kuliah keperawatan langsung diterima kerja di RSUD ini. Sudah satu tahun. Jadi perkiraannya, kalau kuliah D3 keperawatan sekitar 3,5 tahun ditambah masa kerja 1 tahun, berarti doi lulus SMA 4 tahun lalu. Belum tahu dia kalau orang yang dipanggil Dek ini mahasiswa S1 semester bangkotan. Semester 12! Bahkan September ini sudah menginjak semester 13! Ditambah masa nganggur 1 tahun pascalulus SMA. Berarti 7 tahun lalu aku lulus SMA. Haha...

Tiba-tiba ada suara berteriak dalam pikiranku, "Woyyyy gak usah ge err dipanggil adek! Jelas aja dipanggil Dek karena dia liat kamu pake celana SMA!!"

"Aahh... sompret!" ku tepuk jidat saat duduk dan lihat memang benar saat ini aku pakai celana SMA ku dulu. Gagal jumawa deh.

Walaupun aku sekolah sudah 7 tahun yang lalu, tapi badanku nyaris tak ada perubahan. Alhasil, terkadang baju-baju dan celana jaman SMA dulu masih suka ku pakai untuk sehari-hari di rumah. Dan ini, celana SMA ku masih bagus dan awet, jadi sering ku pakai. Maklum, walaupun kere, Papahku orang yang selektif dalam hal membeli barang, terutama pakaian. Lebih baik mahal dikit tapi awet bisa dipakai jangka panjang, daripada murah tapi bolak balik ganti yang baru. Begitu prinsip Papah. Baju seragam SMA ku saja sudah sampai duturunkan 2 generasi adikku, dan masih bagus. Untuk pakaian seragam anak-anaknya, nyaris tak ada yang beli jadian. Pasti beli bahan dan hasil jahit sendiri di tukang jahit langganan.

Lega rasanya demi mendengar penjelasan perawat tadi. Semoga pemulihan pascaoperasi bisa lancar sampai sembuh total. Ku rebahkan tubuh ini di ranjang pasien sebelah yang kebetulan tadi sudah pulang ke rumah. Sambil memejamkan mata karena semalam kurang tidur, pikiranku menerawang. Hmmm.. Bagaimana kalau seandainya...seandainya... Ahh, ku tepis pikiran buruk. Semua pasti beres tak ada kendala. Ku yakinkan diriku sendiri.

Tidurku tiba-tiba terganggu keributan. Kuusap mata yang masih susah diajak melek. Terlihat banyak orang. Oh ternyata jadwal dokter visit. Kebetulan Mamah juga sudah sadar dan sedang diberi suntikan oleh perawat. Karena efek bius sudah hilang, otomatis Mamah meringis-meringis nahan nyeri, makanya mereka menyuntikan pereda sakit dan antibiotik.

Hanya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, sepertinya Mamah sudah bisa bebas bergerak. Makan pun lahap. Kami senang melihatnya, karena artinya ini bisa mempercepat proses penyembuhan. Sampai kembali dokter mengatakan kalau Mamah harus menjalanai operasi tahap 2. Papah yang mendengar penjelasan itu kaget.

"Lho emang kenapa lagi dok? Kemarin gak ada masalah kan operasinya?"

"Kemarin lancar Pak. Ini memang prosedur. Biopsi ini untuk pengecekan dan pembersihan jaringan-jaringan kanker setelah kemarin pengangkatan induknya. Karena barangkali ada kemungkinan menyisakan akar-akarnya yang tumbuh lagi", begitu dokter menjelaskan.

Lagi, hari ini, Rabu 14 September 2014 Mamah harus menjalani operasi. Ternyata kali ini tidak selama operasi yang pertama. Tidak lebih dari 2 jam Mamah sudah dibawa keluar dari ruang operasi.
Tak lama setelah Mamah kembali ke kamar, perawat datang memanggil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun