Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah (2)

22 Juni 2020   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2020   18:47 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Laah kenapa jadi ngomongin cewe sih Mah?", tanyaku kesal tanpa menjawab pertanyaan tadi.

"Ya Mamah mau tahu aja mana teman perempuanmu, kenalin".

"Kenalin dari Hongkoong, Mah! Ada juga engga", dengusku kesal.

"haha... Habisnya, kamu mah kaya gak suka perempuan".

"Ngapain mikirin perempuan dulu. Mikir kuliah aja sudah pusing. Belum lagi harus nyari duit buat bayar semesteran yang nunggak, teruus... sehabis lulus harus cepat-cepat kerja buat biayain sekolah adik-adik yang nyaris ada setengah lusin," jawabku sebagai pembelaan.

"Nanti deh Wibi nyomot satu dari kampus. Kalau ada yang mau itu juga," sambungku lagi biar Mamah lega. Mungkin takut anak sulungnya ternyata gak doyan perempuan, dan ternyata hombrenk. Kan celaka dua belas.

Saat di rumah, ku ceritakan pada Papah hasil kontrol dokter. Reaksi Papah cukup terlihat terkejut.

"Duh kalau operasi berapa ya biayanya?" tanya Papah.

"Gak tau Pah. Mungkin belasan juta" jawabku.

"Eh, bisa pake ASKES kan?"

"Kayanya sih bisa Pah, tapi kayanya gak bisa full pembiayaannya, dan pastinya jelas lebih ribet" jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun