"Laah kenapa jadi ngomongin cewe sih Mah?", tanyaku kesal tanpa menjawab pertanyaan tadi.
"Ya Mamah mau tahu aja mana teman perempuanmu, kenalin".
"Kenalin dari Hongkoong, Mah! Ada juga engga", dengusku kesal.
"haha... Habisnya, kamu mah kaya gak suka perempuan".
"Ngapain mikirin perempuan dulu. Mikir kuliah aja sudah pusing. Belum lagi harus nyari duit buat bayar semesteran yang nunggak, teruus... sehabis lulus harus cepat-cepat kerja buat biayain sekolah adik-adik yang nyaris ada setengah lusin," jawabku sebagai pembelaan.
"Nanti deh Wibi nyomot satu dari kampus. Kalau ada yang mau itu juga," sambungku lagi biar Mamah lega. Mungkin takut anak sulungnya ternyata gak doyan perempuan, dan ternyata hombrenk. Kan celaka dua belas.
Saat di rumah, ku ceritakan pada Papah hasil kontrol dokter. Reaksi Papah cukup terlihat terkejut.
"Duh kalau operasi berapa ya biayanya?" tanya Papah.
"Gak tau Pah. Mungkin belasan juta" jawabku.
"Eh, bisa pake ASKES kan?"
"Kayanya sih bisa Pah, tapi kayanya gak bisa full pembiayaannya, dan pastinya jelas lebih ribet" jawabku.