"Papah tadi udah daftar antrian lewat telpon, kebagian urutan 5 katanya", ucapnya lagi.
"Yaudah okeh, Mah. Sekitar jam 2an ya berarti?" tanyaku lagi.
"iya".
"Eh, emang ada duit, Mah, buat periksa?"
"Tadi barusan jual rongsokan botol-botol plastik sama kertas-kertas bekas. Lumayan dapet duitnya" begitu Mamah menjelaskan.
Untuk uang tambahan sekedar buat jajan adik-adik atau keperluan lain, Mamah Papah dan adik-adik memang sering mengumpulkan botol-botol plastik bekas minuman. Tinggal di lingkungan sekolahan sangat menguntungkan. Dengan mudah mengumpulkan sampah-sampah seperti itu. Biasanya 2-3 minggu sekali kami menjualnya.Â
Pekerjaan iseng-iseng ini lumayan menghasilkan, kadang bisa dapat hasil 250 ribu sekali jual. Kalau lagi malas mengumpulkan rongsokan, paling cuma dapat 50-100 ribu saja. Sudah cukup buat dapur kembali ngebul.
-----
Siang itu cuaca cukup cerah, suasana ruang tunggu di apotek masih belum ramai.
"Bu, mmhh ... Sepertinya saya perlu merujuk ibu untuk cek darah dan laboratorium dulu deh. Biar hasil analisa lebih meyakinkan," ucap Dokter Hary setelah memeriksa Mamah.
"Lho, emang kenapa dok? Kok sampai harus cek lab segala? Emang perkiraannya kenapa?" cerca Mamah agak khawatir dengan ucapan sang dokter. Raut muka yang semula masih selow mendadak tegang.