Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah

22 Juni 2020   08:37 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"heh, bangun Pur udah pagi. Ikut jalan-jalan ga?" ku goyangkan tubuh adikku. 

Dia langsung bangun tanpa komentar dan langsung berlari untuk mandi.

Purnomo ini masih kelas 3 SD. Dia sangat senang kalau aku pulang ke rumah. Kadang dia rela bangun malam-malam kalau tau aku mau pulang ke rumah. Maklum, biasanya aku pulang dari perantauan sore hari atau habis magrib dan baru sampai di rumah sudah pada terlelap. Pernah juga dia manyun gara-gara tidak ada yang membangunkan saat aku datang, walaupun dia tau, tiap aku pulang nyaris tak pernah membawa buah tangan.

"Mah, kapan Aa Wibi pulang? Kok ga pulang-pulang sih?" begitu tanya Purnomo pada Mamah kalau aku lama tak juga pulang.

Setelah Purnomo selesai mandi, kusiapkan sepeda. Lalu berboncengan kami meluncur menyusuri jalanan Kota Udang yang masih sepi. Lampu-lampu penerang jalan pun masih menyala.

"ahh, jarang-jarang nih nikmati udara segar perkotaan macam gini", gumamku dalam hati. 

Karena kalau segar udara pagi pedesaan, pegunungan itu sudah terlalu umum.

"A, mau kemana ini?" tanya adikku yang ku bonceng di depan.

"Pokonya jalan aja deh, ngukur jalan" sahutku ngasal sambil ku kayuh sepeda butut ini.

Setelah betis ini nyaris kram karena mengayuh speda tanpa henti, ku putuskan untuk berhenti di pematang sawah dekat rel kereta api. Purnomo senang sekali melihat kereta lewat, seperti umumnya anak-anak. Dari kejauhan nampak sorot lampu kereta yang akan melintas. Purnomo terlihat bersemangat, cengar cengir sendiri.

"A, keretanya bisa difoto ga?" tanyanya yang membuyarkan lamunanku yang tengah rebahan di rumput sambil menikmati udara pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun