Mohon tunggu...
Anwar
Anwar Mohon Tunggu... Security - Seorang yang tidak akan pernah menyerah untuk terus menulis

Walau tak pandai menulis namun ingin tetap mencoba berkarya. http://www.catinfoku.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terserah Kamu-lah....!

26 Oktober 2016   00:15 Diperbarui: 26 Oktober 2016   00:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mas, ijinkan aku ya, sekali lagi saja !" Arti memohon pada suaminya untuk kembali merantau ke negeri Petro dolar.

"Kali ini, mas tidak akan mengijinkanmu pergi lagi, dik. Mas ingin kamu tinggal disini, dikampung kita, dik. Mas ingin segera punya anak.." Tarjo, suaminya membantah keinginan istrinya untuk berangkat kembalil ke Arab Saudi sebagai TKW untuk yang kedua kalinya.

"Tapi aku sudah mmendaftar dan telah membayar ongkosnya. Kalau Mas tetap melarangku, Mas harus ganti dua kali lipat biaya yang sudah aku keluarkan untuk mendaftar ke PT !" Arti bersikeras mengajukan keinginan kepada Tarjo, suaminya agar tetap di ijinkan kembali.

"Dengar ya, dik, dulu aku ijinkan kamu pergi ke Saudi, karena kamu bilang bahwa kamu ingin punya tambak ikan agar hasilnya bisa diambil untuk kebutuhan kita sehari-hari. Sekarang tambak itu telah kamu punya meski hanya gadaian, lalu apalagi yang kamu inginkan ? Tarjo mulai meradang.

"Pokoknya aku mau berangkat, dengan atau tanpa seijin kamu". Ujar Arti tetap pada pendiriannya. Dan akhirnya Tarjo menyerah pada kehendak istrinya yang tetap ngotot. "Terserah kamulah !" Sahut Tarjo dengan suara yang amat lirih. Tarjo memang menyerah kalah karena ia merasa tuntutan istrinya harus mengganti dua kali lilpat tak mampu ia penuhi.

                                                          *****

Satu tahun sudah Arti bekerja di Arab Saudi sebagai TKW. Tarjo masih tetap pada pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta dengan gaji minim karena Tarjo bukanlah karyawan yang menduduki sebuah jabatan apapun. Dia hanya karyawan rendahan saja. Sesekali ia telepon istrinya yang sedang bekerja nun jauh di sana hanya karena tak kuasa menahan rasa rindu. 

Suatu hari, istrinya nelpon dari Saudi sana. Dengan rasa gembira dan rindu yang menggebu-gebu, Tarjo mengangkat telpon dari istrinya itu. Ngobrol panjang lebar, kangen-kangenan, dan entah siapa yang mulai dan entah apa pula masalahnya, mereka berdua akhirnya bersitegang. Mereka berdua terlibat pertengkaran, cekcok mulut dan telepon segera berakhir. Sejak saat itu mereka jarang sekali berkomunikasi, sampai pada saatnya, Arti pulang ke Indonesia.

Tarjo menyammbut dingin kepulangan Arti. Rasa rindu yang sebelumnya sangat membara, kini sirna sudah. Arti pun tak begitu peduli dengan sikap suaminya yang nampak tidak menyambut hangat kedatangannya. Tarjo berpikir, Arti, bukanlah Arti yang dulu, yang lugu dan sederhana. Tarjopun merasa sangat kesal kepada istrinya Arti yang pulang tidak membawa uang. Rupanya tanpa sepengetahuan Tarjo, selama istrinya bekerja di sana, dia mengirimkan uang itu kepada keluarganya di kampung, terutama ia kirimkan kepada Rasdam, kakak Arti satu ibu, lain bapak. Ia mengirimkan uang kepada Rasdam, atas permintaan ibunya. Menurut Rasdam, ia mempergunakan uang itu untuk bekerja sama dengan temannya di kampung. Namun joint venture itu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Rasdam tertipu puluhan juta. Uang kiriman hasil kerja Arti lenyap dan buntutnya, Tarjo diminta oleh istrinya untuk ikut bertanggung jawab menagih utang kepada teman bisnisnya Rasdam. Karuan saja Tarjo menolak karena Tarjo tidak tahu menahu soal uang itu. Percekcokan kembali terjadi dan pada akhirnya Tarjo pulang ke kampung halamannya. Ia pergi dengan meninggalkan rasa kesal dalam hatinya.

Lama Tarjo menenangkan diri di kampungnya sampai pada suatu hari, ia ditelepon istrinya untuk pulang. Tarjo datang menemui istrinya. Rasa dongkol masih sedikit bersemayam dalam hatinya. Tetapi yang lebih parah lagi, baru tiga hari ia berada di sana, istrinya meminta cerai. Tarjo kaget... "Apalagi yang ada dalam pikiran istriku ini ?" Pikir Tarjo masih dalam kekagetannya. "Kamu ngomong apa, dik ?" Tanya Tarjo yang sudah bisa menguasai dirinya.

"Aku minta, kamu menceraikan aku, mas !" Pinta Arti tanpa memandang kepada Tarjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun