Mohon tunggu...
Anwar
Anwar Mohon Tunggu... Security - Seorang yang tidak akan pernah menyerah untuk terus menulis

Walau tak pandai menulis namun ingin tetap mencoba berkarya. http://www.catinfoku.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bunga Lain (1)

6 November 2017   15:15 Diperbarui: 6 November 2017   15:29 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meisyi sangat tergila-gila pada Alex, rekan sekantornya. Alex sendiri bukan tidak tahu sikap dan perasaan Meisyi terhadapnya. Namun ia lebih memilih pura-pura tidak mengerti kalau Meisyi mempunyai perasaan khusus kepadanya. Meisyi sudah cukup umur kalau dipandang dari segi usia, 28 tahun. Tetapi Meisyi masih lajang dan pacar pun ia belum punya. Sedangkan Alex telah memiliki istri dan 2 orang anak laki-laki.

Meisyi dan Alex sering makan siang berdua pada saat jam kantor istirahat. Bahkan jika ada tugas luar kota, Meisyi tak segan mengajak Alex untuk ikut dengannya ataupun sebaliknya, jika Alex yang mendapat tugas luar kota, Meisyi tanpa malu-malu meminta Alex untuk mengajak serta. Karena seringnya mereka berduaan, lama kelamaan lunturlah pendirian Alex untuk tetap mempertahankan satu wanita dalam hatinya. 

Kian hari, hubungan mereka semakin intim. Alex semakin lupa daratan. Ia sering pulang kantor hingga larut malam. Dan bila istrinya menanyakan kenapa ia sering pulang larut malam, Alex cukup beralasan dengan mengatakan ; "banyak pekerjaan di kantor, jadi papa harus lembur".

*****

Hilda, seorang wanita solehah yang sangat penyabar serta lembut sikap maupun perangainya dan cantik pula. Ia merupakan anak tunggal dari seorang Ustad disebuah pondok  pesantren di daerah. Ia seorang santriwati yang moderat dan tidak gaptek pula. Setelah menyelesaikan Sekolah di Madrasah Aliyah di kampungnya, ia melanjutkan pendidikannya ke sebuah Perguruan Tinggi  di Bandung. Hilda memang cukup cerdas hingga ia mendapatkan beasiswa.

Karena kecerdasannya, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,54, Cum Laude. Kemudian ia mencoba mengadu nasib dengan mengikuti testing calon pegawai pada sebuah Instansi Pemerintah dan ia berhasil bernasib baik. Ia lulus dan diterima sebagai pegawai di salah satu Instansi Pemerintah.

Tak disangka-sangka, Alex, kekasihnya semasa kuliah dulu, juga sama mengikuti testing yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Dan kebetulan ditempatkan di Instansi yang sama pula. Mereka merasa senang bisa kembali bersama-sama.

Kecantikan Hilda yang natural dan kecerdasannya membuat Alex sulit untuk berlama-lama menunda pernikahannya. Alex segera mengajak kedua orang tuanya berkunjung ke rumah Hilda dan memintanya untuk melamar Hilda. Betapa bahagianya Hilda menerima pinangan keluarga Alex. Karena iapun sangat mencintai Alex.

Setelah resmi menikah dan menjadi pasangan suami istri yang syah dan nampak sangat serasi, Alex dan Hilda menempati rumah barunya yang dekat dengan tempat mereka bekerja. Keluarga bahagia ini sangat harmonis. Suami tampan dan sang istri sangat cantik. Cerdas pula. Setahun kemudian, mereka telah mendapat momongan, seorang bayi laki-laki yang sangat tampan, lucu dan menggemaskan. Dengan penuh kasih sayang, mereka merawat buah hati mereka. Dan tiga tahun kemudian, keceriaan mereka ditambah pula dengan hadirnya bayi mungil ditengah keluarga mereka.

Robi dan Erwin, anak pasangan Alex dan Hilda kini telah berusia dua belas dan sembilan tahun. Keluarga Alex dan Hilda semakin menunjukkan kehidupan yang sangat mapan. Tetapi keduanya sudah tidak satu kantor lagi. Keduanya telah dirotasi ke dinas lain dan satu sama lain tidak lagi di kantor yang sama. Awalnya, komunikasi tetap berjalan lancar, namun hanya bisa bertemu ketika waktu telah menjelang magrib bahkan selepas isya.

Waktu terus berjalan. Hari berganti bulan dan terus berganti tahun. Keduanya semakin sempit waktu  untuk sekedar bercengkrama. Tetapi Alex tampak nyaman-nyaman saja. Ia seperti tidak merasakan dingin dan sunyinya suasana rumah. Tetapi Hilda merasakan ini semua. Hilda tidak  lagi merasakan kehangatan rumah. Ia sering ditinggal Alex ke luar kota. Alex memang menduduki jabatan strategis, meski hanya sebagai kepala bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun