Mohon tunggu...
Weweh Ferdian
Weweh Ferdian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Si Miskin dari Golkar yang Hanya Memiliki "Kesetiaan"

9 September 2017   21:52 Diperbarui: 10 September 2017   08:47 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya punya prestasi tanpa punya uang,ya tidak akan hidup di jaman yang serba memerlukan uang ini,sudah bukan jamannya barter dalam hal jual-beli.Begitulah kiranya gambaran internal Golkar saat ini.

Dalam konteks ini Golkar berperan sebagai pedagang di pasar, yang sedang menawarkan jasa untuk para calon Gubernur jawa barat nanti,siapa yang memberi tawaran tinggi ,dia yang akan di terima dan di perlakukan dengan baik

Tidak banyak jasa yang di tawarkan oleh si penjual, namun mampu membantu si pembeli untuk maju dalam hajatan besar di jawa barat,jasa itu berupa "pengusungan" siapa yang akan di usung oleh golkar dalam perhelatan pilkada nanti.Kisah miris datang dari calon pembeli "miskin' yang merupakan salah satu agen si penjual,bisa di bilang dia setia kepada majikannya,karena sejak awal dia merintis karir sebagai anggota dewan di tahun 1999-2003,wakil bupati 2003-2008,sampai dia menjabat sebagai bupati selama dua periode 2008-2013 2013-2018 dan dinilai berhasil membangun kabupaten purwakarta yang dulu nya bukan apa-apa di mata warga Indonesia khususnya jawa barat,kini menjadikan purwakarta yang selalu di bandingkan dengan "kota Bandung" yang merupakan ibukota provinsi jawa barat,walaupun Purwakarta ini merupakan kabupaten terkecil ke 2 di jawa barat.

Sebelum dia menjabat sebagai Bupati ,siapa sih yang mengenal purwakarta?ada yang bilang purwakarta itu berada di jawa tengah(mungkin purwokerto),namun sekarang ,berkat jasa si miskin dari Golkar,purwakarta dapat di kenal dimana-mana mulai dari sabang-merauke,bahkan di mata dunia.

Karena pembangunannya yang pesat dalam 10 tahun terakhir walau anggaran kecil,jalan mulus di setiap pelosok,termasuk jalan lingkar barat dan timur,yang merupakan daerah terisolir,event-event besar bahkan internasional setiap HUT Purwakarta dan hari besar lainnya,kabupaten yang memiliki rasa toleransi yang besar,dan juga museum-museum tentang sunda,wayang maupun nusantara,hingga air mancur terbesar se-asia tenggara,semua itu di bangun dalam kurun waktu 9 tahun terakhir,atau ketika Dedi Mulyadi menjabat sebagai bupati selama dua periode.Semua itu mampu membuat Kabupaten Purwakarta se-terkenal sekarang,walaupun daerah dan anggarannya yang kecil namun nama "Purwakarta" yang besar di hati masyarakat Indonesia khususnya purwakarta.

Belum lagi prestasinya sebagai kader partai yang membawa dan menjadikan partai Golkar sebagai partai "terfavorit" yang ada di jawa barat mengalahkan PDI-P yang merupakan pemenang pemilu lalu.

Namun itu semua belum mampu membuat luluh hati majikannya,yang masih menginginkan nominal yang besar untuk menukarnya dengan "rekomendasi"

Tiba-tiba Datang seorang pembeli yang kaya,hanya untuk sekedar menukar uang yang dimilikinya dengan kader partai Golkar,untuk menjadi pasangannya di pilkada jawa barat,dengan begitu dia(Ridwan kamil) yang notebene berasal dari pedagan yang kecil(karena hanya memiliki 5 kursi) namun ia mampu memikat pedangang besar(golkar 17 kursi) karena kekayaan yang di milikinya.

Elite partai yang hanya tergiur oleh materi belum bisa menghargai prestasi bawahannya.

Kalau menurut saya sih pindah saja ke PDI-P atau partai lain ,yang dapat menerima dan menghargai kader nya.Besar kemungkinan Dedi Mulyadi untuk maju di pilgub jabar nanti,namun bukan partai golkar yang mendampinginya,melainkan partai lain yang selama ini bisa menghargai seseorang tanpa melihat berapa nominal yang di terimanya,melainkan prestasi.

Mungkin saja PDI-P yang akan mengusung Dedi Mulyadi di pilgub jabar nanti, karena keseriusan dan konsistensinya,sampai saat ini masih tetap memilih Dedi Mulyadi yang terbaik di mata partai berlambang "banteng" ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun