Pilkada Jawa barat menjadi pilkada yang paling menarik untuk di bahas di tahun ini, selain karena pemilih paling banyak dan berimplikasi paling besar pada Pemilihan presiden pada tahun 2019 nanti.
Mungkin karena figure kandidat bakal calon yang akan maju dengan strategi "kampanye" untuk meraih simpati para calon pemilih.3 nama terkuat muncul sekelas artis,teknokrat dan juga kader "miskin" partai pada pilkada nanti,ada artis senior yang juga wakil gubernur jawa barat saat ini,si "Naga Bonar" Deddy Mizwar,arsitek yang juga walikota Bandung ,Ridwan Kamil, dan terakhir politisi ulung partai Golkar sekaligus Bupati Purwakarta 2 periode ,Dedi Mulyadi.
Masih banyak figure lain yang ramai di perbincangkan media,seperti da'I kondang AA Gym,artis dan juga politisi partai PAN Dessy Ratnasari dan lainnya,namun nama tersebut masih kurang "renyah"untuk di bicarakan di banding 3 nama di atas.
Sambil menyeruput segelas kopi panas,sangat nikmat rasanya sambil membahas 3 tokoh diatas dalam strategi dan langkah mereka dalam "berkampanye" walalupun memang terlalu dini untuk membicarakannya,namun ketiganya sudah mulai "blusukan" ke tiap-tiap daerah yang ada di jawa barat,walau pun mereka mengelak ketika di sebut kampanye.
Apapun langkah dari ketiga bakal calon tersebut,untuk mendapatkan simpatik dari masyarakat,namun akan menjadi blunder ketika mmberikan "kampanye" yang kurang baik dalam penyampaian nya,bukannya rasa simpatik yang di berikan oleh masyarakat malah blunder lah yang di terima.
Peluit KPU belum di tiup untuk perihal pilkada terutama "kampanye" Â ,namun kita bisa asumsikan langkah ketiganya untuk meningkatkan elektabilitas diri masing-masing BaLon.
Deddy Mizwar atau Demiz  baru-baru ini di deklarasikan oleh partai gerindra, namun itu baru deklarasi,belum menjadikannya calon gubernur resmi menurut KPU, siapa yang tidak kenal dia?seorang artis senior,terkenal,di kenal sebagai Naga Bonar dan juga wakil gubernur jawa barat saat ini yang wajahnya selalu muncul dalam iklan minuman segar di televisi,mungkin karena itu lah dia tidak terlalu memerlukan banyak waktu untuk jauh-jauh datang ke pelosok untuk meraih simpatik dari warga,pergerakan dia dinilai belum terlalu banyak di bandungkan Dedi Mulyadi ataupun Ridwan Kamil.
Kurang begitu menarik menurut saya,namun dengan dia banyak tampil di iklan TV banyak sedikit nya membuat nama dia di dengar di telinga masyarakat yang sering mennotnon tv. cukup segitu karena dia rintangannya sedikit menjelang pencalonan Gubernur jawa barat 2018-2023.
Selanjutnya Dedi Mulyadi,seorang kader "miskin" partai Golkar sekaligus bupati Purwakarta,Dedi bisa di bilang sudah professional dalam hal "perpolitikan",kenapa begitu?selain dia ketua DPD II partai Golkar jawa barat, sebelum menjabat sebagai bupati purwakarta selama 2 periode 2008-2013 dan 2013-2018,Dedi merupakan anggota DPRD Purwakarta di tahun 1999-2003 namun pekerjaan dia tidak sampai selesai sebagai anggota dewan,dia pun di Tarik untuk kemudian di calonkan menjadi wakil bupati,dan terpilih bersama pasangannya saat itu Lili Hambali untuk periode 2003-2008.
Bagaimana bisa di sebut tidak setia kepada golkar? pria yang murah senyum ini memulai karirnya dari mulai anggota dewan,wakil bupati,dan bupati selama 2 periode,dia selalu di usung golkar, namun cerita itu berbalik untuk sekarang,karena mungkin kesetiaan Dedi MUlyadi untuk Golkar tidak di hargai oleh elite partai nya tersebut,karena sampai saat ini rekomendasi nya untuk maju di perhelatan Pilgub 2018-2023 yang bakal di usung Golkar belum juga turun,atau dalam istilah gaulnya "ngegantung".
Kopi pun sudah mulai dingin,dan gelas pun semakin kosong,seiring di seruputnya kopi nikmat ini,Namun bukan mereka yang ingin saya bahas kali ini,tapi yang satu nama lagi.
