Mohon tunggu...
Weny Rahmi
Weny Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar dalam segala hal

Still the same person with the same name, just a different mindset and new game. {By lifegoal}

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review film Murder On The Orient Express

5 Desember 2021   22:23 Diperbarui: 5 Desember 2021   22:45 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Jika kalian adalah pecinta film detektif tentunya udah gak asing lagi dengan tokoh detektif fiksi karangan Agatha Christie ini. Siapa lagi kalau bukan Hercule Poirot. Tokoh detektif yang digambarkan bertumbuh pendek dan memiliki kumis khas. Detektif asal Belgia ini diceritakan mimiliki jiwa perfeksionis yang cukup tinggi. 

Bayangkan saja, sarapannya di pagi hari wajiblah 2 buah telur yang direbus tepat 4 menit dengan ukuran yang sama besar dan bahkan, ketika kaki kanannya menginjak kotoran, maka dia akan menginjakkan kaki kirinya juga. Ballance. Film ini berlatar eropa tempo dulu. 

Tapi dijamin, kalian bakalan suka karena efek yang digunakan keliatan sangat nyata. Film ini diutradarai sekaligus dibintngi oleh Kenneth Branagh sebagai Poirot, Johnny Depp dan masih banyak lagi. Terlepas dari itu semua, novel Agatha Christie sudah sangat luar biasa.

Film ini bercerita tentang pembunuhan di kabin kereta yang tertutup dan semua penumpang punya alibi mencurigakan tetapi tidak cukup bukti untuk menjadikan salah satu dari  mereka sebagai tersangka. Film bermula ketika Hercule Poirot yang harus mengejar waktu untuk sampai di London Karena sebuah kasus. 

Dia mendapat kabin di menit terakhir kereta mewah Orient Express karena temannya  Bouc,bertugas sebagai direktur kereta tersebut. 

Tidak ada yang mencurigakan diantara mereka jika kita melihat hanya sepintas lalu. Tetapi ternyata, Tuan Ratchett, seorang pebisnis barang antic palsu ditemukan terbunuh dengan 12 tusukan tak beraturan di tubuhnya. Untungnya diantara penumpang ada seorang dokter, dr. Arbuthnot. 

Di dalam TKP ditemukan beberapa bukti. Sapu tangan dengan inisial H, pembersih cerutu, barbital, bekas kertas yang dibakar, dan jendela yang terbuka. 

Sayangnya, Tuan Ratchett memiliki semua sifat yang dimiliki oleh orang yang duluan mati di film horror. Sombong dan kejam. Memiliki banyak musuh sehingga sulit untuk menemukan pembunuhnya.

Mmm,, segitu aja udah susah nebak siapa pelakunya. Karena setiap orang jadinya punya motif buat bunuh dia. Tapi masalahnya mereka sedang ada di dalam kereta dan di sekitar  mereka Cuma ada bukit-bukit salju. Manalah mungkin orang di kereta bakal bunuh dia karena mereka baru satu kali ketemu. Nahhh, di sini kejeniusan Poirot diuji banget, karena detektif sekelas Poirot aja udah ngerasa kalau kasus ini susah. Apalagi kita, yang Cuma nebak mana pelakunya aja selalu salah.

Hercule Poirot memulai investigasinya ditemani temanya Bouch yang terhindar dari kecurigaan. Bukti mengarah ke sekretaris Tuan Ratchett, tetapi dia punya alibi dan saksi  saat kejadian malam itu. Ditambah lagi perjalanan mereka terhenti karena ada longsor salju. Hal ini membuat mereka terjebak bersama pembunuh yang belum diketahui identitasnya. Situasi mencekam dengan music klasik sangat kentara dalam film ini. 

Interogasi  dan penggeledahan dilakukan Poirot untuk menemukan bukti yang akan menuntunnya pada pelaku. Tapi, pembunuhan ini seolah-olah sudah terencana dengan sangat matang. Gimana enggak, bahkan baju yang diduga milik pembunuh ditemukan di koper Poirot sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun