Mohon tunggu...
Suryandari Weni
Suryandari Weni Mohon Tunggu... profesional -

Menulis adalah katarsis jiwa http://perjalananweni66.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu dan Perempuan

13 Desember 2013   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuambil gambarmu dari bilik kenangan, saat kesunyian  mengepung

Dua tetes sajak menimpa lembaran kertas, pucat tak berwarna

Pendar-pendar waktu menikam angan-angan setengah jalan

Malam malam purna, pagi yang gaduh, meretas perjalanan tanpa musim

Sajak ini mata air matamu, ketika tlah kujahit angan-anganmu

Merenda hari dalam denyut nadi kehidupan, bocah-bocah berlarian

Membawa cita-cita di cahaya mata, di bilik jantung

Meninggalkan usia, melesat di punggung sejarah.

Sajak ini tak bermata, membidik zaman dalam alpa tak berkesudahan

Lelaki berkelamin setengah, bernyali setengah, Ibu! Sedang

perempuan mengemban amanah, merujuk arah,

kembali ke putingmu, menjadi,

paling Engkau!

20 Desember 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun