Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung pada Rintik yang Sepi

30 November 2024   23:18 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:23 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tetes yang rintik di genting belakang
Jeda kentara bagi lintas nan lengang
Seorang melampaui paruh baya memarahi dirinya sendiri
Tilam basah diguyur hujan sekali

Telah dia buru segala seprai sajadah
Menumpuk berhelai kaus lawas menyeka basah
Hendak memaki,
Mulutnya terkunci

Pada malam radio dinyalakan
Hati yang sunyi dia relakan
When I was young, I'd listen to the radio
Waitin' for my favorite song

Baca juga: Pada Hari yang Itu

Malam berjingkat pergi
Membawa kerut resahnya
Senandungnya shalalala
Setiap wo-o-wo-o, pada lagu ini

Jogja, 30 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun