Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Sehirup Puisi

25 November 2024   05:55 Diperbarui: 28 November 2024   17:53 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: AFP via kompas.com

Pada meja zaman, pagi terlalu buta untuk menerka muka
Namun kokok pada telinga ialah pertanda
Bila engkau menjejak selubung tua?

Pada pancuran pembersihan,
Wajah merana kuyu telah mendapat azam
Bangkit menyelinap enggannya kemalasan

Bejana di atas tungku, kepul yang selalu
Tiada perlu memburu, gegas ini itu
Diam-diam disendoknya wangi hitam, menghidu

Baca juga: Selinap Rahasia

Sehirup nuansa pagi, sesesap puisi
Pada kepul mega-mega, hati nan bunga
Hidup pula berjalan sebagaimana mestinya

Jogja, 25 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Hai Cinta

Baca juga: Mencemburui Puisi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun