Mohon tunggu...
Wening Pratiwi
Wening Pratiwi Mohon Tunggu... Administrasi - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konflik dalam Organisasi

23 Juni 2021   15:34 Diperbarui: 15 Juli 2021   09:05 9921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konflikdalamorganisasi

Konsekuensi dari interaksi sosial dalam organisasi adalah adanya perbedaaan ide, pemikiran, pendapat mengenai berbagai hal. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik individu dalam suatu organisasi. Perbedaan ini akan membawa dampak positif atau negatif tergantung sudut pandang orang terhadap konflik dan penanganannya.

PENGERTIAN KONFLIK DALAM ORGANISASI

Apa itu konflik dalam organisasi? Konflik secara sederhana dapat dimaknai sebagai suatu perselisihan diantara dua belah pihak yang ditandai dengan upaya menunjukkan permusuhan secara terbuka dan/atau dengan sengaja mengganggu pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Jennifer M. George dan Gareth R. Jones mengemukakan konflik dalam organisasi sebagai : “Organizational conflict is the self interested struggle that aries when the goal directed behavior of one person or group blocks the goal-directed behavior of another person of group.” (2008:441). Apa yang dikemukakan George dan Jones diatas dapat dipahami bahwa konflik dalam organisasi sebagai suatu pertentangan untuk kepentingan sendiri yang muncul manakala perilaku seseorang atau sekelompok orang lain. 

Konflik dalam organisasi bisa terjadi dalam diri individu, antar individu dalam kelompok, antar kelompok dan antar organisasi, baik secara vertical maupun horizontal sebagai akibat adanya perbedaan karakteristik individu, masalah komunikasi dan struktur organisasi. Konflik dapat juga diterjemahkan sebagai penggerak organisasi, tergantung pada sejauh mana konflik memberikan pengaruh terhadap kinerja dan produktivitas organisasi.

JENIS KONFLIK DALAM ORGANISASI

Konflik organisasi terjadi dibeberapa tingkatan dan muncul dalam bentuk yang berbeda. Berbagai tingkatan dan jenis konflik seringkali memiliki sumber dan akar yang berbeda. Memahami tingkat dan jenis konflik dapat membantu seseorang mendiagnosis konflik dan mengelola konflik secara efektif (Supartha and Sintaasih, 2017).

1. Konflik Intrapersonal

Merupakan konflik yang dialami seseorang yang berhubungan dengan dirinya. Konflik muncul karena :

  • Ancaman terhadap nilai-nilai dasar orang tersebut

  • Karena perasaan diperlakukan tidak adil oleh organisasi, atau dari berbagai sumber sosialisasi dan kontradiktif

  • Karena seorang karyawan melihat tindakan dalam organisasi yang dia anggap ilegal atau tidak etis

  • Karena adanya tekanan peran dan ekspektasi dari luar dirinya yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya

  • Karena tuntutan tugas yang melebihi kemampuannya.

2. Konflik Antarpersonal

Merupakan konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik antar individu seperti antara pelanggan dengan penjualan. Konflik antar pribadi biasanya terjadi karena berbagai alasan termasuk perbedaan pandangan mendasar tentang apa yang harus dilakukan, upanya mendapatkan lebih banyak sumber daya atau orientasi kerja dan waktu.

3. Konflik Antarkelompok

Merupakan konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lain yang bersifat kolektif. Konflik dalam suatu kelompok kemungkinan besar akan menjadi yang tertinggi selama tahap awal pengembangan kelompok ketika ada perbedaan yang kuat di antara anggota. Konflik antar kelompok akan sangat mempegaruhi kinerja dari organisasi beberapa faktor yang menyebabkan konflik antar kelompok antara lain disebabkan karena :

  • Ketergantungan kerja.

  • Perbedaan tujuan, dalam organisasi adanya tugas, tujuan yang terspesialisasi sehingga menimbulkan konflik prioritas.

  • Perbedaan persepsi berkaitan dengan perbedaan sikap, nilai antara anggota kelompok.

  • Konflik yang muncul disebabkan adanya batasan tanggung jawab dan tujuan yang tidak jelas.

4. Konflik Intra Organisasi 

Merupakan semua jenis konflik yang terjadi dalam suatu organisasi. Konflik dapat terjadi antar unit baik secara struktural, fungsional maupun hubungan vertikal dan horizontal dalam organisasi.

5. Konflik Antar Organisasi

Merupakan konflik yang terjadi karena adanya saling ketergantungan antara perusahaan dengan perusahaan lain.

KEBIJAKAN ORGANISASI MENGENAI KONFLIK

Organisasi atau Perusahaan yang mapan (established) mempunyai kebijakan mengenai konflik. Kebijakan tersebut, seperti (1) Asumsi mengenai konflik, (2) Definisi mengenai konflik dan (3) Pedoman manajemen konflik.

(1) Asumsi mengenai konflik

Organisasi mempunyai asumsi yang jelas mengenai konflik. Apakah perbedaan pendapat dan konflik diperbolehkan atau dilarang. Diperusahaan tertentu, perbedaan pendapat diperbolehkan dan dianggap sebagai cara untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi para pegawai. Sebagai contoh, Toyota Motor Company menyatakan bahwa konflik tidak dapat dihindari jika para pegawai harus bekerja secara bersama. Oleh karena itu, perusahaan ini toleran terhadap perbedaan pendapat. Perusahaan ini mempunyai kebijakan bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik yang terjadi untuk mengarahkannya kearah yang baik dan meningkatkan kinerja perusahaan (https://www.toyota.com).

Organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan POLRI merupakan organisasi yang memiliki birokrasi tinggi dan ketat. Sering kali, komandan menentukan kebijakan, aktivitas yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan tersebut, dan bagaimana melakukan aktivitas. Sebagai contoh, Kepala Unit Organisasi Kepolisian membuat rencana operasi untuk menghadapi demonstrasi. Ia memimpin pelaksanaannya dan memberi intruksi langsung hal yang harus dilakukan para anggotanya dilapangan konflik dan perbedaan pendaapat tidak ditolerir. Hal yag diperbolehkan adalah hanya memberikan masukan kepada Kepala Unit bukan mendebatnya.

Dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), perbedaan pendapat dan konflik merupakan salah satu esensi dari organisasi tersebut. Perbedaan pendapat diantara Fraksi-fraksi DPR sering merupakan hal yang harus dilakukan dalam mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, ada asumsi di DPR bahwa konflik itu baik dan akan menciptakan sesuatu keputusaan yang bijak. Perbedaan pendapat dan konflik merupakan nilai strategis (core value) yang dijunjung tinggi.

(2) Definisi mengenai konflik

Organisasi perlu membuat definisi mengenai konflik yang bisa diterima oleh organisasi. Apa yang termasuk konflik organisasi, apa yang termasuk konflik interes, dan sebagainya. Apa indikator terjadinya konflik: apakah konflik merupakan konstruktif atau konflik negative. Demikian juga, indicator dari konflik yang terjadi.

(3) Pedoman manajemen konflik

Suatu organisasi atau perusahaan perlu mempunyai pedoman untuk memanajemen suatu konflik yang terjadi. Isi pedoman tersebut antara lain sebagai berikut :

  1. Prosedur proses untuk menyelesaikan konflik. Konflik yang terjadi dalam organisasi harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu produksi dan operasi organisasi ini dalam mencapai tujuannya. Sebagai contoh, Toyota mrmpunyai Toyota Alternative Dispute Resolution (T- ADR) yang berisi standar proses untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diperusahaan.

  2. Siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan konflik dan siapa yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan jika terjadi konflik.

  3. Apakah kewajiban dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat konflik. Sebagai contoh, pegawai yang terlibat konflik harus merahasiakannya dan wajib mengutamakan penyelesaian konflik di dalam organisasi dengan tidak meminta bantuan dari orang luar atau pengadilan.

Jika suatu organisasi mulai menghadapi konflik antar anggota atau pegawainya, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan organisasi untuk mengurangi konflik tersebut. Berikut ini adalah langkah-langkah tersebut :

  1. Melaksanakan prinsip-prinsip birokrasi  organisasi. Setiap organisasi melaksanakan prinsip birokrasi yang menurut Max Weber (1947) disebut sebagai birokrasi yang ideal. Jika terjadi konflik harus dilaksanakan prinsip hierarki, yaitu atasan mengambil keputusan serta pelaksanaan peraturan dan prosedur kerja.

  2. Pemisahan fisik. Pihak-pihak yang terlibat konflik dipisahkan. Misalnya, melalui rotasi tugas.

  3. Mengintegrasikan. Menyatukan kembali pihak-pihak yang terlibat konflik melalui intervensi pihak ketiga, atasan, penasihat, atau mediator professional.

  4. Pelatihan. Melaksanakan pelatihan mengenai konflik dan manajemen konflik.

Nah, Konflik dapat terjadi pada siapapun maupun organisasi manapun. Untuk  itulah baik individu, kelompok, maupun antar organisasi kita harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya konflik.

Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik, manajer maupun pimpinan harus mampu mendiagnosa konflik yang terjadi agar konflik yang terjadi bisa diselesaikan dengan pengolahan atau proses yang baik ataupun cocok dengan konflik yang terjadi dalam organisasi.

Semoga informasi mengenai konflik dalam organisasi diatas dapat bermanfaat dan berguna bagi organisasi kalian sehingga kedepannya menjadi lebih baik dan mapan.

Demikian artikel ini kami publikasikan demi memenuhi tugas Perilaku Organisasional yang diberikan kepada Kelompok 3 - kelas 04SAKE003, Berikut untuk nama-nama kelompok 3 :
1. Wening Pratiwi (191011200575)
2. Emelia Juniati (191011201572)
3. Septiani Rahayu (191011200204)
4. Jevri Foes (2016120776)

Sumber :

  • Purba,Sukarman,dkk. 2020. Perilaku Organisasi. Medan: Yayasan Kita Menulis
  • Wirawan. 2020. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika
  • Dr. Cepi Triatna,M.Pd. 2015. Perilaku Organisasi dalam pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun