Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Pengalaman Bermaaf-maafan di Hari Lebaran dari Tahun ke Tahun

22 Mei 2020   14:48 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:53 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminta maaf hari lebaran| Foto: postermedia.co.id

Lebaran selalu identik dengan saling  bermaaf-maafan. Ini tentunya dilakukan dalam rangka mensucikan hati dan memperarat silaturrahmi  yang dilakukan saat merayakan hari yang  fitri (suci).

Terkait dengan bermaafan-maafan di hari lebaran ini tentunya begitu banyak pengalaman yang dirasakan oleh setiap Muslim. Tak terkecuali saya yang bahkan sudah ikut merayakan lebaran dari lahir sampai dengan usia saat ini.

Ada beberapa pengalaman yang membekas bagi saya dalam melakukan rutinitas bermaaf-maafan ketika lebaran. Kenapa saya katakan rutinitas? Karena hal tersebut selalu rutin saya lakukan setiap lebaran.

Seingat saya tak sekalipun absen melakukan rutinitas ini. Saya yakin setiap Muslim yang merayakan lebaranpun pasti melakukan hal yang sama. Berikut tiga diantara begitu banyak pengalaman yang saya rasakan dalam hal bermaaf-maafan ketika lebaran:

  • Tradisi menyalami orang tua dan orang yang dihormati termasuk  pasangan di pagi hari sebelum shalat Id

Saya punya memiliki pengalaman menarik dan membekas terkait saling bermaaf-maafan di hari lebaran. Yaitu tentang tradisi bermaafan yang biasa dilakukan hampir setiap orang di kampung  saya di pagi hari sebelum shalat Id, bahkan dilakukan ketika hari masih subuh.  

Salah satu kebiasaan atau tradisi tersebut adalah kebiasaan bagi kami menyalami orang tua maupun pasangan (suami/istri) di pagi hari di hari lebaran. Ini biasanya  dilakukan setelah shalat subuh atau menjelang berangkat Shalat Idul Fitri.

Jadi, setiap anak akan menyalami dan memohon maaf pada orang tuanya di pagi hari sebelum mereka melaksanakan shalat Eid. Demikian pula suami dan istri, melakukan hal yang sama di pagi hari tersebut.

Bagi mereka yang sudah menikah pun tetap mengusahakan menyalami orang mereka di pagi hari. Mereka akan mendatangi rumah orang tuanya jika memungkinkan dan jika berada sekitaran kampung. Hal ini terutama dilakukan oleh seorang anak laki-laki yang telah menikah dan tinggal terpisah dengan orang tuanya.

Bahkan bukan hanya menyalami dan meminta maaf pada orang tua. Hal tersebut juga dilakukan terhadap orang yang dihormati dan disegani. Misalnya Paman, saudara yang lebih tua dan sebagainya. Jadi orang-orang akan mengusahakan menemui orang tua dan orang-orag yang dihormati tersebut  di pagi hari sebelum berangkat shalat Id.

  • Menyinggahi rumah tetangga dan kerabat sepanjang jalan sepulang shalat Id

Seumur hidup saya, selalu saja merayakan hari lebaran bersama orang tua di kampung kelahiran. Sekalipun sudah berkeluarga dan tinggal di tempat yang berbeda, tetap saja lebaran berkumpul di rumah orang tu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun