Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Jan Dakek-Dakek, Jago Jarak Beko Kanai Korona" Sebuah Upaya Pencegahan Covid-19

13 April 2020   23:13 Diperbarui: 13 April 2020   23:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar tangan yang mengilustrasikan sebuah penolakan|Foto: Pixels (Josh Hild) 

"Jan dakek-dakek, jago jarak beko kanai korona"

"Jangan dekat-dekat, jaga jarak nanti kena corona".

Demikian kira-kira terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia. Jika dipahami, sesungguhnya kalimat berbahasa daerah Sumatera Barat (Minang) ini menggambarkan ajakan untuk melaksanakan Physical Distancing.

Saya sebetulnya belum menemukan kalimat tersebut dalam berbagai papan pengumuman,  maupun poster-poster di daerah saya. Bisa jadi saya yang belum melihat karena keterbatasan akses sosial saya selama Stay at Home ini. 

Namun saya berharap keberadaan poster terutama dalam bahasa daerah lebih digalakkan dalam rangka sosialisasi bahaya Covid-19 kepada masyarakat yang tentunya lebih mudah memahami   penyampaian dalam bahasa daerah.   

Beralih dari persoalan poster, sebenarnya  kalimat tersebut, maupun yang senada dengan itu saya dengar dari beberapa orang. Boleh dikatakan kalimat tersebut jamak di pakai masyarakat daerah saya saat ini,  terutama oleh orang-orang yang aware (sadar) terhadap pencegahan Covid-19.

Walaupun tentunya bahasa yang dipergunakan tidaklah sama persis dengan kalimat yang saya tuliskan di atas. Namun saya menangkap dalam beberapa interaksi sosial saya dengan anggota masyarakat lainnya kalimat bernada sama sering tercetus.

Misalnya, pada suatu pagi saya terpaksa harus ke rumah salah seorang tetangga untuk sebuah keperluan. Nah, kalimat pertama (tentunya dengan nada bercanda) yang dilontarkan tetangga saya tersebut ketika saya memasuki pintu rumahnya adalah 'ee..jan dakek-dakek, adoh korona". Jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia bermakna "Eh, jangan dekat-dekat, ada corona".

Menurut saya, walaupun kata-kata tersebut disampaikan dalam nada bercanda namun merupakan sikap yang patut diapresiasi. Menurut hemat saya, kalimat tersebut sedikit banyak telah mencerminkan kesadaran tentang pentingnya jaga jarak (Physical Distancing) selama masa pandemi ini.

Dilain waktu, kalimat bernada sama juga saya temukan ketika singgah ke sebuah toko kelontong untuk membeli keperluan rumah tangga. Seorang ibu muda dengan nada yang juga tidak serius-serius amat sempat melontarkan kalimat hampir menyerupai kalimat di atas kepada orang yang berada didekatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun