Mohon tunggu...
Wendi Blues
Wendi Blues Mohon Tunggu... Masinis - Sayap singkat

Sayap singkat terbang hendak jauh

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Panggil Saja Februari

20 Mei 2019   08:44 Diperbarui: 20 Mei 2019   09:01 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dia gadis yang cantik, tetapi aku merasa tidak harus memujinya karena setiap wanita itu cantik dengan sendirinya dan harus diperlakukan dengan hormat. Hanya saja aku jatuh hati waktu itu untuk kemudian aku perlu berkata dia yang paling cantik di hatiku.

Di sebuah ruangan senja, tak seperti yang lain dia membuatku gugup. Lalu jejak langkahnya pergi meninggalkan ruangan tapi tidak di hati dan pikiran, bahkan namanya tertanam sampai jauh-jauh hari yang panjang. 

Adalah saat aku mulai menatap matanya dan aku merasa dunia sedang alami-alaminya, suaranya tak pernah terdengar, begitupun senyumnya tak pernah menetap di mata, tetapi kemudian dari semua itu aku belajar bagaimana menerbangkan rindu ke alam bebas.

Mungkin Allah mempertemukan dia sebagai hadiah untukku agar aku semangat belajar atau mungkin memang sudah seharusnya aku belajar mendengarkan suara hati. 

Potret-potret hari silih berganti, aku mulai merenung panjang bersama lautan tanya yang menggebu. Adakalanya semangat membumbung tinggi keatas awan, terkadang adapula keraguan datang menikam mengajak harapan ke jalan prustasi.

30 september kemungkinan dari ketidakmungkinan, hari itu adalah hari terakhir dia bekerja. Di stasiun aku tak melihat tanda-tanda tentangnya. Stasiun Bandung, Kereta Api berangkat tepat jam 20.10, kereta maju dengan perlahan, aku menoleh kebelakang untuk memastikan penumpang tidak ada yang tertinggal, kulihat seorang laki-laki berlari-lari kecil mengikuti kereta, tangannya melambai-lambai ke jendela, entah menangis entah tertawa? Entahlah. Akhirnya setelah semua terlihat aman kereta pun kupercepat lajunya sampai jauh dan semakin jauh meninggalkan Bandung.

Setibanya di rumah aku termenung dan tak lama kemudian tersenyum sendiri bagaimana waktu telah memainkan humor setelah melihat laki-laki yang tadi kuperhatikan berlari-lari mengikuti kereta ada dalam sebuah video miliknya, itu berarti dia berada di belakang kereta dan aku senang terakhir dia bekerja akulah yang mengantarkannya pulang.

Namanya bukan sekadar nama tapi bagiku adalah aku jatuh hati disaat semua orang sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Perkenalkan namaku, panggil saja Februari atau apapun itu sesukamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun