Mohon tunggu...
wenny prihandina
wenny prihandina Mohon Tunggu... Administrasi - penerjemah

tertarik pada rasa kata dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ada "Tan" di Buku Sejarah Bangsa

7 Maret 2018   12:49 Diperbarui: 7 Maret 2018   13:08 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia aktor di balik Rapat Raksasa Lapangan Ikada. Pertemuan yang mirip dengan aksi demontrasi menentang penjajahan itu menjadi titik balik keberanian rakyat Indonesia. Ketika itu, para pemuda tak lagi takut dengan moncong senjata mesin tentara penjajah yang ditodongkan.

Tentara Republik Indonesia menangkap Ibrahim pada 21 Februari 1949 di Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kediri. Tuduhan melawan Soekarno Hatta membuat Datuk Tan Malaka Pandan Gadang dieksekusi mati. Kala itu ia sedang bergerilya bersama Jenderal Soedirman melawan agresi Belanda.

Fakta-fakta diatas tentunya bisa ditemukan di berbagai buku dan artikel. Berterimakasihlah buat mereka yang sudah membagikan wawasan dan hasil penelitian mereka. Terkhusus si pria Belanda, Harry A Poeze.

Tulisan ini bukan sekedar untuk berbagi informasi. Tetapi juga mengingatkan bahwa ada sosok Tan Malaka yang layak kita sandingkan dengan Bung Tomo, Soedirman, Soekarno, Hatta, Sjahrir dan bapak-bapak bangsa Indonesia lainnya.

Sudah waktunya kita membuka kran informasi yang selama ini terkesan ditutupi. Memasukkan biografi Tan Malaka dalam buku-buku sejarah, sehingga dapat dikenal anak-anak Indonesia dan diidolakan layaknya Sukarno, dan tokoh lainnya.

Memberitahukan bahwa komunis itu bukanlah G30S PKI saja, bukan tentang Musso dan DN Aidit melulu. Tapi di tahun-tahun awalnya, PKI ikut memikirkan konsep bangsa Indonesia agar terlepas dari penjajahan. Mereka juga ikut berjuang bersama pan-islam dan kelompok nasionalis lain demi kemerdekaan Indonesia.

Terimakasih Datuk, semoga Allah subhanahuwata'ala merahmati-mu. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun