Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dipengungsian Mengais Masa Depan

7 Maret 2023   16:24 Diperbarui: 11 Maret 2023   08:29 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi|sumber: nasional.kompas.com

 

DIPENGUNGSIAN MENGAIS MASADEPAN

dalam khazanah masyarakat kita
diksi mengungsi
telah sangat lama dikenal
menjadi bagian integral
dari vokabulari yang digunakan
mayarakat
di zaman revolusi memperjuangkan kemerdekaan bangsa banyak warga mengungsi
di zaman pemberontakan
banyak warga bangsa juga mengungsi karena dipaksa penjajah
atau menghindari keganasan pemberontak
warga gereja di
gkp kramat raya 65
adalah para pengungsi dari beberapa daerah di jawa barat
demi mempertahan
kan iman mereka
kosa kata pengungsi dikenal dalam lingkup domestik atau internasional
pengungsian terjadi karena bencana
perang antar bangsa
karena penzolim
an satu pihak kepada pihak lain
dalam kasus pemberontakan
melawan kekuasaan negara yang sah
banyak warga gkp, warga gereja toraja
atau warga gereja lainnya
mengungsi demi
mempertahankan iman mereka
jika tidak mengungsi dan tetap bertahan pada imannya
seseorang akan
dianiaya
di persekusi
bahkan di bunuh

pengungsian di zaman kekinian
acap terjadi karena
bencana banjir
gempa bumi
erupsi gunung berapi
tanah longsor dan bergerak
kebakaran
yang kesemuanya menorehkan derita yang amat kuat dan
menyebabkan rasa traumatik
berkepanjangan

hidup di pengungsian
adalah hidup dibawah standar
dari aspek kenyamanan
keamanan
kesehatan
hidup dibawah standar yang cenderung abnormal
sejatinya bersifat sementara
pemerintah dan instansi terkait
perlu memetakan dengan cermat realitas kekinian
lalu merumuskan perencanaan kedepan yang lebih manusiawi
bagi para pengungsi
pemerintah bisa menawarkan opsi-opsi :
merelokasi warga
membuat rumah susun
merehabilitasi locus delicti dan merenovasi perumahan warga
membuat policy umum agar proyek-proyek vital tidak dibangun ditengah perkampungan dalam radius tertentu

hidup di pengungsian
adalah hidup mengais harapan masa depan
hidup seperti itu memang amat sulit dan membutuhkan kesabaran dan pengorbanan
namun harus dilewati bersama Tuhan yang kasihNya tiada pernah pudar.

Jakarta, 6 Maret 2023z/ pk.4.15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun