HIDUP BERSAMA
hidup bersama
itu sejatinya sudah dimulai sejak awal sejarah
tatkala manusia
pertama kali
diciptakan
di ruang-ruang
kehidupan
mulanya dicipta
seorang laki-laki
lalu Sang Pencipta
melihat bahwa takbaik jika manusia itu seorang diri saja
lalu dijadikanlah
seorang perempuan
sebagai penolong yang sepadan dari
laku-laki
dan perempuan
dicipta dari tulang rusuk
sang laki-laki
itulah simbol kesaturagaan
laki-laki dan perempuan
kesaturagaan dan kesatutubuhan
perempuan dan laki-laki
amat fundamental untuk mendasari
penolakan diskriminasi gender
dan menjadi dasar kukuh membangun dimensi kolaboratif kolegial perempuan dan laki-laki
dalam merajut karya prima ditengah dunia
filosofi hidup bersama
mewarnai kehidupan umat  manusia
melintasi abad dan zaman
walau nyaris acap memudar digilas arus perubahan
dikoyak pemikiran individualistik
hidup bersama
dibangun dalam
kehidupan keluarga
kehidupan keluarga besar
kehidupan masyarakat
kehidupan membangsa
dan menegara
bahkan dalam kehidupan internasional
yang universal
global dan mondial
dalam hidup bersama
takboleh tumbuh
arogansi individual
merasa paling pandai
dan yang lain dianggap bodoh
dalam hidup bersama
takada diskrimi nasi gender
pembedaan sara dan aspek primordialistik
hidup bersama
mengutamakan
kekitaan
kekamian
bukan keakuan
kesayaan
kita semua secara bersama
sedang berada dalam perjalanan ziarah yang panjang
dari civitas terrena
menuju ke civitas dei
kita harus terus berjalan
hingga tiba di terminal penghabisan
dengan penuh sukacita
 syukur dan bahagia.
Jakarta, 14 Februari 2023/pk.16.20
Weinata Sairin