Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesudah 30 Bulan

18 Februari 2023   11:05 Diperbarui: 18 Februari 2023   11:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah tua|sumber : unsplash.com

 

SESUDAH 30 BULAN

dalam kehidupan masyarakat kita
angka, bulan dan hari
memiliki makna yang amat istimewa
mereka bicara
tentang hari ketiga
hari ketujuh
hari keempat puluh
mereka juga punya tradisi kuat
tentang tujuh bulan
atau sembilan bulan
dalam konteks
proses lahirnya
seorang bayi

kpk seringkali
menentukan hari khusus untuk menangkap atau
memenjarakan
mereka yang
terduga korupsi
pelaksanaan reshuffle sering menetapkan suatu hari tertentu
untuk mengumumkan
sang menteri baru

hari, angka,bulan, pon, wage dan sebagainya
acap memiliki makna historis
bagi setiap pribadi
dan nilai budaya
tertentu
yang diasumsikan punya pengaruh
dalam sejarah kehidupan insan

para sohibku
pensiunan dari lembaga keumatan tingkat pusat
dan di beberapa wilayah
saat-saat ini mencatat angka 30
sebagai angka
yang menyedihkan
yang mempengaruhi jalan hidup mereka
para sohibku ini
bukan bos-bos
yang memiliki banyak harta
mereka adalah karyawan kecil
yang uang pensiunnya juga kecil
sudah 30 bulan uang pensiun mereka macet
karena dana pnsiun mereka
habis-habisan
dimamah lahap
oleh para oknum perusahaan asuransi
lembaga yang selama ini menjadi penyalur uang pensiun para sohib
upaya mereka
hingga kini
belum berhasil
ada rasa sedih dan miris
dimasa muda
tenaga,waktu,pikiran mereka
didedikasikan bagi lembaga
di usia senja
mereka
diamuk luka duka dan merana
tanpa lelah mereka menanti
menanti keajaiban
menanti mujizat
menanti waktu Tuhan
dan sama sekali bukan
menanti godot.

Jakarta, 17 Februari 2023/pk.12.15.
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun