Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Sejati Dilimpah Empati

29 November 2022   05:04 Diperbarui: 29 November 2022   05:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gempa Cianjur|sumber: cnnindonesia.com

HIDUP SEJATI
DILIMPAHI EMPATI

hidup manusia
sejak awal dicipta
memang bukan
untuk hidup sendiri
dan menyendiri
hidup mengisolasi
hidup abai
membangun relasi

sejak awal sejarahnya
manusia hidup
dalam relasi
membangun tali silaturahim
satu dengan yang lain
manusia sebagai makhluk sosial
hidup bersosialisasi
membangun koalisi
mewujudkan kolaborasi
agar hidup dijalani
dan dinikmati
sejalan
dengan imperatif ilahi

pada zaman baheula
saat-saat umat manusia mulai
membangun peradabannya
dimensi relasional
dan sosial
nyata dan mewujud
kemanusiaan manusia
terejawantah sempurna
tatkala mereka hidup dalam relasi
tidak introvert
dan hidup dalam
ketertutupan
dalam ghetto
yang pengap
dan sumpek

tatkala bencana
mendera umat manusia
gempa, banjir, gunung meletus
longsor
wabah
maka umat manusia saling topang menopang
berbagi beban
mewujudkan simpati dan empati
tanpa mempertimbangkan latarbelakang apapun juga
suku,agama, ras, golongan
dan ikatan promordialistik lainnya

bantuan-bantuan bagi saudara-saudaraa keluarga besar umat manusia
nasional atau mondial
jauh dari niat penyiaran agama
namun sebagai
wujud praksis
dalam merefleksikan ajaran agama
tindakan tidak elegan
dan takelok menjadikan para korban bencana yang tengah dililit derita
dijadikan obyek
penyiaran agama dan atau ajang promosi apapun
kecuali sebagai wujud empati
antar manusia yang menganut berbagai agama
dan kepercayaan

hidup umat manusia yang beragama
semestinya hidup yang dilimpahi empati
empati bagi mereka yang tengah dililit derita
karena kemiskinan struktural
bencana alam
dan non alam
mereka yang terempas dan terkandas dipinggir-pinggir kehidupan

kita semua sudah dilimpahi berkat setiap pagi
setiap saat
oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
maka hidup kita harus menjadi berkat bagi orang lain
baik yang tertimpa bencana di Cianjur
maupun yang didera kesulitan
dibelahan dunia manapun!

kita sudah dan akan terus diberkati Tuhan
maka hidup kita
mestinya hidup yang menjadi berkat bagi orang lain
siapapun
dan dimanapun
itulah hidup sejati
hidup berlimpah empati!

Jakarta, 29 November 2022/pk.3.53
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun