MENUJU IBADAH MINGGU
warga gereja dari denominasi apapun
sejak hari sabtu
telah menyiapkan diri
secara khusus
untuk memasuki ibadah minggu
sejak ku masih kanak-kanak
ibadah minggu
selalu ditunggu
dan dirindu
ayah ibuku
selalu berpesan
saat itu
agar aku takbolos sekolah minggu
dan sesudah selesai sekolah minggu
ayah ibu mengajakku ikut
dalam ibadah minggu
agar umat yang hadir dalam ibadah minggu
nampak lebih banyak
dan anak-anak
diberi pemahaman dini
tentang kedalaman makna teologis
ibadah minggu
melalui
berbagai narasi liturgi
saat itu aku sering bertanya
pada ayah ibu
tentang istilah-istilah yang tidak kumengerti
dalam teks liturgi
ayah ibu mengingatkan agar ibadah mi ggu diikuti dengan fokus dan khusuk
agar kesucian ibadah tetap terjaga
ibadah minggu tahun 50-60 an
masih belum modern seperti sekarang
alkitabnya terjemahan lama
banyak bahasa melayunya
buku nyanyian mazmur dan tahlil digunakan saat itu
tapi ibadah tetap khusuk
umat merasa spiritualitasnya
diperkuat
ibadah minggu zaman kini
suasananya sudah sangat berbeda
dengan zaman baheula
umat milenial
lebih menyukai nyanyian dengan genre-genre modern
yang tidak ditemukan dalam buku nyanyian gereja
khotbah-khotbah dari pendeta S2 atau S3
acap logikanya takmampu ditangkap dengan baik
utamanya oleh para lansia
ibadah minggu
wajib diikuti umat
agar iman umat
tetap terjaga
ditengah gempuran dunia sekuler
yang selalu menggoda dan mencobai umat
umat merindukan khotbah yang mudah dicerna
yang mampu menolong umat
untuk hidup sesuai dengan
firman Tuhan.
Jakarta, 8 Oktober 2022/pk.11.11
Weinata Sairin