Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengejar dan Memberlakukan Kebenaran di Kekinian Dunia

2 Oktober 2022   22:30 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:46 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah gereja|sumber: vox.com

REFLEKSI ALKITAB, MINGGU 2 OKTOBER 2022

MENGEJAR DAN MEMBERLAKUKAN
KEBENARAN DI KEKINIAN DUNIA

Oleh Weinata Sairin

 "Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan". - Amsal 21 : 21

Dunia yang kita hidupi sekarang ini bukan lagi sebuah dunia yang nyaman, indah, memesona, dan memukau. Dunia kita tengah berangkat menjadi sebuah dunia yang bukan saja heboh, gaduh, melainkan juga yang kriminal penuh begal, bau asap mesiu menyengat, skenario pembunuhan berencana, penuh intrik dan teror, berlimpah berita hoaks, pembunuhan karakter, ujaran kebencian, darah bersimbah, kebohongan dan hujatan, serta berbagai realitas lainnya yang hadir mengoyak dunia yang ramah.

Pesan para orang tua kita yang bersumber pada ajaran agama bahwa kita harus hidup saling mengasihi dan harus menyatakan kebenaran tanpa takut, nyaris tak tampak lagi dalam kehidupan dunia (sekuler). Sikap permusuhan timbul karena faktor SARA, aliran / denominasi keagamaan; sikap takut menyatakan kebenaran karena "ewuh pakewuh"; tenggang rasa lebih mengedepan dan merambah juga ke dalam komunitas Kristiani. Masyarakat bersama-sama rajin men-share berbagai berita yang ternyata hoaks dan mengembargo berita yang benar. Kita harus tegaskan bahwa kebenaran teologi Kristiani, kebenaran tentang Yesus Kristus, dsb. adalah sebuah kebenaran absolut yang tidak bisa diganggu gugat.

Di tengah-tengah adanya krisis tentang kebenaran dan kasih dalam dunia sekuler yang bisa berimbas pada komunitas kristiani, narasi Kitab Amsal 21:21 menghadirkan sebuah perspektif yang baru. Menurut Amsal, siapa yang mengejar kebenaran dan kasih, ia akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. Menarik digunakan kata kerja "mengejar" di sini. Itu berarti seseorang harus aktif bergerak meraih dan mendapatkan "kebenaran" dan "kasih".  Ia tidak hanya berdoa dengan berkobar-kobar, memohon Tuhan menganugerahkan kebenaran dan kasih. Ia tidak santai dan duduk manis mengharapkan dua hal itu terjadi. Kita harus mengejar, kita harus berlari cepat, kita harus melobi dan membangun akses, mengembangkan aliansi strategis dan bersinergi, berkolaborasi dengan banyak pihak agar kedua hal itu diperoleh.

Yesus berbicara tentang kebenaran dan kasih dengan amat gamblang. Menurut Yesus kepada banyak orang pada zaman itu, "jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yoh. 8:31, 32). Kebenaran yang Yesus katakan itu adalah ajaran-Nya, firman-Nya, yang tentu berbeda dengan "kebenaran" yang dikenal masyarakat di zaman itu. Bahkan, Yesus lebih maju dan tegas lagi dengan menunjuk diri-Nya sebagai kebenaran sehingga orang tidak Misinterpretasi lagi tentang apa itu "kebenaran". Yesus menegaskan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup..." (Yoh. 14:6). Kebenaran itu bukan lagi konsep, gagasan, filosofi. Kebenaran itu telah menubuh, menjadi tubuh, dan berada dalam tubuh Yesus Kristus. Ini adalah sesuatu yang baru, yang novum, yang amat bermakna bagi kita umat-Nya. Kebenaran tidak lagi absurd, tekstual, tetapi telah mewujud dalam diri seorang Yesus. Dengan kebenaran absolut yang Ia miliki maka Ia juga mewujudkan kasih yang sempurna bagi umat manusia.

Menurut Amsal, jika kita mengejar kebenaran dan kasih, kita akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. Ketiga unsur yang disebut Amsal itu juga cukup penting bagi kehidupan kita di tengah dunia sekarang. Kehidupan yang berpijak pada iman kepada Allah, kebenaran yang kita imani dalam Kristus dan kehormatan sebagai anak Tuhan di tengah kekinian dunia akan membuat pribadi kita kuat dan matang dalam berhadapan dengan dunia yang tidak ramah.

Mari kita mengejar kebenaran dan kasih dalam hidup kita dan mengartikulasikannya pada kehidupan konkret di tengah masyarakat majemuk Indonesia. Gereja dan komunitas Kristen harus melakukan itu dengan konsisten, sehingga lebih banyak orang di negeri ini termotivasi untuk mengejar dan memberlakukan kasih serta kebenaran di kekinian dunia
tanpa takut dan gentar.


Selamat Merayakan Hari Minggu. God Bless Us.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun