Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Minggu Pagi

19 September 2022   12:21 Diperbarui: 19 September 2022   12:28 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DOA MINGGU PAGI

minggu pagi
angin lembut berdesir meraba tubuhlusuh
mimpi-mimpi fragmentaris sporadis
takbisa lagi berlanjut
hidup takboleh
terpenjara pada mimpi
terbuai eforia masalalu
yang telah hanyut terbawa
sejarah yang nyaris punah
minggu pagi
mengalirkan sukacita surgawi
penuh harapan
dan masadepan

hidup lebih gairah dan semarak di minggu pagi
gedung gereja selalu penuh sesak oleh umat
yang berhimpun
untuk ibadah
mereka nampak
sukacita dan bahagia
soal bbm yang naik
harga sembako yang melangit
terkalahkan
oleh spirit dan gairah ibadah

atmosfir surgawi
aroma sakral transendental
terasa kuat menyengat
berbaur dengan
bau solar dan pertalite
lantunan azan subuh tiba-tiba
mengoyak pagisepi
kita serasa taklagi hidup didunia profan
yang bersimbah darah
dan dendam kesumat menjerat kuat
spirit ibadah
lantunan ayat-ayat kitab suci
selalu saja memberi perspektif eskatologis bagi setiap umat beriman
bahwa hidup ini
tidak berakhir kini dan disini
tetapi berlanjut
melewati lembah maut yang gelap pekat
menuju ruang-ruang abadi
di aras surgawi

manusia mulia dan fana
selalu hidup dalam ambivalensi
dalam ketegangan kreatif
antara hidup kekinian
yang penuh cela aib dan luka menganga
dengan hidup keakanan
penuh damai sejahtera
tanpa aib
nir dosa kejahatan

Tuhan
yang empunya
masakini dan masadepan
Engkau yang tidak berada dalam waktu
Engkau yang ada dari kekal hingga kekal
yang takmampu
dirumuskan dalam narasi fana
tuntun dan dampingi kami
melewati dunia profan yang kejam jahat dipenuhi demonis
menuju dunia baru yang selalu terang benderang
walau tanpa mentari bulan
atau pln
dunia baru
dunia yang kekal dan abadi.

Jakarta, 18 September 2022/pk.3.23
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun