Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu-Nunggu Hari Minggu

27 Agustus 2022   18:29 Diperbarui: 27 Agustus 2022   18:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salib |sumber: unsplash.com

MENUNGGU-NUNGGU HARI MINGGU

menunggu datangnya hari minggu
ada banyak umat yang berdebar-debar
berdebar ingin mendengar kotbah yang cerdas mencerahkan
yang menguatkan iman ditengah turbulensi dunia
bukan kotbah yang mengajak umat untuk menafikan dunia
lalu mengajak umat melanglang buana ke surga
atau kotbah dengan bahasa tinggi
bahasa kanaan
yang takmampu dipahami umat

berdebar karena dipastikan akan
ada sukacita surgawi yang  melimpahi umat
selama ibadah berlangsung
dan hal itu amat menguatkan spiritualitas umat

berdebar karena ingin menyaksikan kaum lansia uzur memuji Tuhan
melalui paduan suara

berdebar apakah pendeta emeritus yang sakit-sakitan
masih bisa melayani firman
di jemaat itu
tanpa didera amnesia

berdebar apakah  ibadah bisa dilakukan dengan tenang
dan khusuk
sebab acapkali datang sekelompok orang dari kampung lain
yang mengacau pelaksanaan ibadah
sebab gedung gereja yang digunakan belum berizin

hari minggu ditunggu dengan
penuh syukur dan sukacita
persekutuan
pelayanan
kesaksian
menyaturaga pada ibadah minggu
yang memberi energi baru
bagi umat
yang tengah didera pergumulan

takbisa dibayangkan
jika hari minggu diubah menjadi hari kerja
lalu dicari hari lain sebagai hari libur
mengganti hari minggu
pikiran bernuansa halusinasi seperti itu pernah muncul
di zaman orde baru
dan pemikiran-pemikiran yang beraroma halusinasi
takpernah mendapat ruang
dalam sebuah komunitas cerdas yang selalu mengandalkan
cara berpikir logis

hari minggu
ditunggu
dirindu
umat Tuhan
mengaku dosa
dan memohon belas kasihan Tuhan
agar hidup umat
dilumuri rasa damai dan sejahtera
agar tegar menuju ke keabadian.

Jakarta, 27 Agustus 2022/pk.12.05
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun