Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Orang-Orang yang Menjual Orang

2 Agustus 2022   07:53 Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjual orang|sumber: kompas.com

ORANG ORANG YANG MENJUAL ORANG

vokabulari manusia mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir
namun kemajuan itu
bisa kontradiktif dan ironis
tatkala dalam realitas konkret
kemajuan itu
memposisikan manusia sebagai obyek
dan bukan sebagai subyeK

dulu dikenal orang-orang berdagang
dengan perahu
ke manca negara
menjual rempah-rempahke berbagai sudut dunia
kini bukan lagi
orang berdagang
tapi orang-orang yang memperdagangkan orang

inilah praktek exploitation.de lhomme par l' home di zaman modern
anak-anak
pemuda remaja
perempuan pekerja di mancanegara
ratusan orang yang menjadi korban
dalam aktivitas perdagangan
seperti ini
sementara kesadaran publik dan peran agama
jauh dari memadai

perdagangan orang
bukan lagi soal lokal atau nasional
ini telah menjadi bagian dari sindikat internasional
yang mencederai ham
melecehkan kedirian manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah

kita semua mesti bergerak membangun kolaborasi dan aliansi strategis
dengan banyak pihsk
gereja
lembaga agama
takboleh diam dan duduk manis sambil menyeruput kopi cap kapal selam
atau mengunyah kacang atom atau pilus yang tiap malam dijajakan
sebagai sponsor
sinetron "gonta ganti suami"
lembaga-lembaga keagamaan bersama aparat  keamanan dan instansi terkait bergerak cepat melawan realitas ini
jika makin banyak orang kita  laku keras diperdagang
kan di manca negara
siapa lagi nanti yang akan jadi ART ataunyqng menjadi penjual cilok
di terminal cicaheum?

tahun 60 an kementerian p dan k membagikan pensil kesekolah-sekolah
selalu ada cap di pensil itu
"milik negara tidak boleh diperdagangkan"
pensil saja dilarang diperdagangkan
mengapa di abad modern seperti sekarang
orang itu mesti diperdagangkan
mengapa?

Jakarta, 23 Juli 2022/pk 4.20
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun