SPIRITUALITAS
DI RAWAT TUNTAS
sejak kita masih anak-anak
sejatinya tubuh kita sudah dilumuri spiritualitas
nilai-nilai kerohanian-keagamaan bahkan butir-butir kearifan lokal
ayah ibu punya peran yang amat besar di bidang ini
tatkala seorang bayi diserahkan orangtuanya kepada pendeta untuk dibaptis dalam pelayanan sakramen baptisan kudus di gedung gereja
oleh seorang pendeta
maka pada saat berlangsung peristiwa itu sang bayi sejatinya
telah mengalami percik-percik
spiritualitas
yang sakral kudus
melalui
percikan air baptisan
yang dilayani
seorang pendeta
para pemeluk agama di negeri ini
secara sadar
telah membawa anak-anak mereka sejak kecil
kepada ustadz, tokoh agama
pejabat senior lembaga agama
memberi panduan spiritualitas
agar mereka memiliki
kemantapan kerohanian
dalam melangkah
berderap tegap
di pusaran zaman
tanpa bisa dicegah atau
dinafikan
manusia indonesia
sebenarnyalah manusia
religius
manusia beragama
manusia ber Tuhan
sosok
yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
NKRI yang kuat solid rukun dimasadepan
yang penuh dinamika dan turbulensi
membutuhkan manusia agamis
soleh
solehah
yang beragama kafah bukan partial dan ambivalen
umat beragama
islam,kristen, katolik, hindu, buddha, khonghucu, bahai, sikh
dan sebagainya
semuanya mesti diberi ruang untuk membina umat
memperkuat spiritualitas
tiap pemeluk agama
pembangunan rumah ibadah agama-agama takbisa lagi dilarang, di persulit atau dipersekusi atas nama dan atas alasan apapun
di seluruh wilayah hukum NKRI
rumah-rumah ibadah takbisa lagi dihambat, dipersekusi dan dimaknai sebagai sebuah gedung untuk
melakukan gerakan perpindahan agama
tetapi mesti lebih difahami sebagai
gedung untuk merawat dan menguatkan spiritualitas umat
spiritualitas umat mesti dirawat kontinyu
telaten
dan konsisten
agar seluruh warga bangsa
kuat iman
rukun mempertahankan kemajemukan
hidup saling mengasihi
dalam rangkulan kasih Tuhan
hanya dengan mempertahankan kemajemukan
NKRI
mampu hidup bertahan
menghadirkan
sebuah Indonesia Baru yang solid,rukun, inklusif
yang di berkati Tuhan.
Jakarta, 4Juli 2022/pk.11.24
Weinata Sairin