Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melayani Tak Kenal Henti

29 Juni 2022   03:19 Diperbarui: 29 Juni 2022   07:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melayani | sumber: yonifati.wordpress.com

MELAYANI
TAKKENAL HENTI

melayani itu bergerak kedepan
melayani itu dinamik proaktif
bukan diam terbenam
statis takkritis
atau
dudukmanis
miris meratapi gerimis

melayani itu
hakikat kedirian
pejabat publik
melayani itu
identitas seorang hamba
Allah yang bertugas di lingkup aktivitas gereja

melayani itu tugaspokok seorang pelayan
seorang hamba
yang humble penuh hikmat
bekerja sepenuh waktu
tanpa memikirkan diri sendiri
bahkan juga keluarganya

melayani itu
takkenal batas usia
selama seseorang sehat jasmani rohani
mental tangguh
tidak didera phobia, trauma,amnesia, jauh dari kepikunan
maka pelayanan itu masih terbuka
dijalani

pada zaman baheula di era tahun 50-an
tatkala sdm gereja masih sangat minim
sekolah teologi
juga belum menjamur seperti sekarang
masih terdengar komitmen kuat para pendeta lanjut usia
untuk terus berkotbah
bahkan "hingga mati diatas mimbar"

melayani itu berjalan berkeliling
mendengar curhat dan gumulan publik
bukan diam ditempat
dan memberi banyak instruksi
yang takdipahami
rakyat dan umat

dalam dunia ke kristenan hingga level global
diksi pelayanan amat pupuler
menjadi vocabulari umat setiap saat
pekataan
Yesus tajam mengunjam menjadi rumus baku gereja- gereja dalam menjalankan pelayanan :
"Aku datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani"
 lalu gereja-gereja hidup dalam obsesi
untuk terus melayani dan melayani
hingga kematian
merenggut
hingga kematian
merenggut.

Jakarta,29 Juni 2022/pk.1.21
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun