Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menuju 74

23 Juni 2022   05:15 Diperbarui: 23 Juni 2022   05:16 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulangtahun lansia|sumber:dreamstime.com

MENUJU 74

kini banyak sekali orang merancang untuk memasuki 2024
mereka bikin buku
bikin kolaborasi
sowan kesana kemari
mendekati para tokoh
bikin penggalangan dana
bikin konten
bikin instagram
lakukan ziarah
dan entah banyak lagi
ada juga yang bikin artikel ilmiah
dan puisi mbeling
"andai kugagal
menjadi pemimpin nasional 2024"
banyak sekali kehebohan terjadi
dalam kaitan tema
menuju 2024
ada kandidat yang dipilih rakyat
eh dikritik keras
jangan main dengan lima kaki
dikaki lima
maka udara jakarta makin menyengat
taklagi sehat
sementara korban covid
makin membengkak
di jakarta yang lagi merayakan
hut ke-495
dengan webinar tentang peran kerak telor bagi penguatan kearifan lokal
dan pergantian nama-nama jalan
dengan nama-nama tokoh betawi
berjasa

kuliner betawi makin langka di pasaran
semur
sayur gabus pucung
kue jalabia
kue kembang goyang
roti buaya
dodol betawi
tape ketan
buah buni
buah mundu
banyak lagi
kue, buah, masakan
yang hanya bisa dilihat dalam kamus bahasa betawi
tetapi dipasar
takada wujudnya

aku sendiri kini tengah menanti
23 agustus 2022
yang dalam perhitungan
ayah ibuku dulu
aku memasuki usia 74 tahun
usia yang krusial
dari segi jumlah
dan dari perspektif alkitabiah
usia manusia itu 70
jika berlebih hanya dililiti
derita tiada henti
maka semacam pertanyaan retorik kembali hadir mengoyak sunyi
apakah Tuhan akan menuntunku
memasuki usia 74?
apakah Tuhan masih ingin aku membuat puisi
dan menyebutnyebut namaNya?
apakah Tuhan akan membuat surprise
dengan tidak memapahku memasuki 74?
lalu kubertelut dengan mata berkaca-kaca:
"Tuhan, aku ini milikMu
berikan yang terbaik
menurut visiMu
disini aku berdiri
aku takbisa berbuat lain!"

Jakarta, 22 Juni 2022/pk.2.58
Weinata Sairin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun